KOMPAS.com - Tampil dengan gaya yang menonjolkan identitas Indonesia, tak harus dengan batik, tenun, atau songket. Penampilan bergaya modern juga bisa didapatkan dengan memadukan kerajinan tangan khas Indonesia seperti tas rotan atau kelom, dengan busana modern bergaya retro sesuai kebutuhan kekinian.
Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) kembali memeriahkan Jakarta Fashion Week 2013 di hari terakhir, dengan show tunggal salah satu anggotanya, Hengki Kawilarang. Melalui koleksi bertema "Rainbow", Hengki menafsirkan keberagaman Indonesia dalam 48 set busana modern. Hengki memadukan elemen tradisional, yakni pada aksesorinya, untuk memberikan total look berkarakter Indonesia. Tak hanya itu, penggunaan kristal pada cocktail dress dan gaun malam koleksi Rainbow juga berasal dari sentuhan akhir perajin Indonesia pada kristal prechiosa.
"Busananya modern, termasuk bahannya seperti silk, taffeta, organza. Mungkin ke depan akan ada elemen tradisional pada busana. Tapi kali ini elemen tradisional pada penampilan menonjol pada aksesori seperti tas dan kelom yang saya rancang bekerjasama dengan perajin dari berbagai daerah," jelas Hengki kepada Kompas Female, seusai jumpa pers di Atrium Plaza Senayan, Jakarta, Senin (12/11/2012).
Lewat koleksi Rainbow, Hengki membawa pesan, perempuan bisa tampil dengan gaya Indonesia menggunakan aksesori yang kental elemen tradisional dengan sentuhan modern. "Saya miris saat orang berlomba-lomba pakai batik, tenun, songket, sedangkan handicraft hanya dilirik segelintir orang," ungkapnya saat jumpa pers.
Rainbow
Sesuai nama koleksinya, pelangi, Hengki merancang dress berwarna terang. Ia memilih warna berani seperti merah, oranye, kuning, hijau, biru, juga perak berpadu pink, serta ungu berpadu emas, untuk perempuan yang percaya diri untuk tampil sarat kemewahan dengan sentuhan kristal pada detail.
Tak hanya kristal, Hengki juga mengaplikasikan brokat, payet, bordir, sebagai detail pada koleksinya. Selain peplum dress yang kian digemari, Hengki juga menampilkan ragam pilihan cocktail dress dan gaun malam bersiluet A-line, H-line, dan potongan bahu ala 80-an menghadirkan kembali busana retro vintage. Busana wanita rancangan Hengki juga berpadu serasi dengan tas rotan dan tas khas Kalimantan, yang didesainya dengan sentuhan kristal untuk memberikan kesan mewah.
Hengki mengaku mengeksplorasi beberapa daerah di Kalimantan untuk mengangkat budaya lokal dalam penampilan modern ini. Bekerjasama dengan Kementerian UKM dan Galeri SMESCO, Hengki memilih produk kerajinan terbaik yang tepat melengkapi koleksi Rainbow. Di Kalimantan Hengki menelusuri Sambas, Balikpapan, Palangkaraya, dan Samarinda. Hengki pun memberikan sentuhan desain dan mengontrol kualitas pembuatan tas untuk meningkatkan nilai dari produk lokal seperti clutch bag yang khas dari Kalimantan.
Sementara di Jawa Barat, Hengki mengeksplorasi Tasikmalaya untuk merancang kelom yang ditampilkan lebih modern. Perpaduan warna terang menjadi ciri khas kelom ala Hengki Kawilarang. Lagi-lagi warna berani dipilih Hengki untuk menampilkan kelom lebih modern, seperti merah, biru, hijau, kuning, juga pink. Sesuai janjinya, Hengki ingin mengangkat handicraft Indonesia menjadi bagian dari mode yang diterima kalangan urban modern.
"Ke depan semoga bisa berkolaborasi dengan desainer lain untuk mengangkat handicraft Indonesia," jelasnya. Bagi Hengki, upayanya menampilkan handicraft dengan sentuhan modern dan memenuhi kebutuhan dan selera penikmat mode, bisa meningkatkan taraf hidup para perajin di daerah.
"Pendapatan perajin ini masih di bawah Rp 10.000 per hari. Semoga ada peningkatan dari kerjasama ini, karena saya membagi hasilnya 50 persen. Tas dari harga Rp 300.000 bisa naik menjadi Rp 2,5 juta karena dirancang lebih modern dan pembuatannya pun lebih memerhatikan kualitas," tutur Hengki, yang mengaku koleksi clutch bag-nya berhasil menarik minat pelanggannya, bahkan permintaannya menandingi koleksi busana Rainbow.
Editor :
Dini