KOMPAS.com - "Saya pernah diberitahu teman, setelah minum obat batuk sirop, kita tidak boleh makan atau minum lagi karena akan mengurangi efek obat batuknya. Apakah benar?" (Hera, via e-mail)
Untuk obat yang diberikan melalui mulut (per oral), konsumsi makanan atau minuman setelah menelan obat memang ada pengaruhnya, demikian menurut dr Alyya Siddiqa, SpFK, dokter spesialis farmakologi klinis dan dosen di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jika lambung penuh dengan makanan dan minuman, maka dapat menimbulkan interaksi obat. Interaksi obat artinya, adanya suatu zat yang dapat memengaruhi suatu obat jika dikonsumsi bersamaan. Zat tersebut bisa makanan, minuman, obat lain, dan zat lainnya. Interaksi obat tersebut dapat bermakna klinis ataupun tidak.
Secara umum, lambung yang penuh akan memperlambat absorpsi atau penyerapan suatu obat, namun belum tentu memengaruhi khasiatnya. Minimal akan memperlambat timbulnya efek obat. Jenis jus grapefruit adalah jus yang paling banyak berinteraksi dengan obat dan memunculkan efek samping yang sifatnya merugikan.
Jika minum obat batuk sirup kemudian minum air putih maka tidak ada pengaruhnya. Namun, hindari minum obat dengan air teh, jus buah atau sayuran, kopi, soda, dan yang mengandung alkohol.
Beberapa jenis obat dapat menimbulkan keluhan mual jika diminum dalam keadaan perut kosong. Oleh karena itu untuk mengurangi efek samping tersebut, obat dapat diminum setelah makan. Jika kerja obat tersebut sangat dipengaruhi absorpsinya oleh makanan, maka harus diminum minimal setengah jam sebelum makan atau dua jam setelah makan.
(Prevention Indonesia)
Editor :
Dini
.png)
