KOMPAS.com - Riset terbaru menemukan bahwa pria lebih stres menggunakan fasilitas toilet umum dibandingkan wanita. Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan ilmuwan Universitas London yang juga menyatakan bahwa pria juga menghindari adanya kontak mata ketika sedang menggunakan fasilitas toilet umum khususnya urinal untuk menghindari perkelahian.
Peneliti juga mencari perbedaan antara pria dan wanita dalam menggunakan fasilitas toilet umum. Hasilnya pria lebih takut daripada wanita. Penelitian ini dilakukan pada sejumlah pria yang telah menggunakan toilet umum dan ditanyai pengalamannya.
"Saya benar-benar terkejut dengan betapa stresnya pria menggunakan toilet umum," ungkap Dr. Sarah Moore, ketua penelitian ini. "Para koresponden menyatakan mereka merasa terintimidasi dan tegang pada saat menggunakan toilet umum sehingga tidak dapat memanfaatkannya dengan baik."
Menurut penelitian yang dipublikasikan pada British Journal of Criminology ini, pria sangat memperhatikan etiket tertentu saat menggunakan toilet yang termasuk tidak menarik perhatian, tidak membuat kontak mata dengan pengguna toilet lainnya. Hal ini dilakukan semata-mata agar tidak menyebabkan perkelahian.
Penelitian ini juga menyatakan pria merasa tidak nyaman dan takut dalam menggunakan toilet sebab seringkali terjadi masalah di toilet seperti perkelahian atau aksi kekerasan dari orang tidak dikenal. Berbeda dengan wanita yang dapat memanfaatkan toilet sebagai tempat bersosialisasi yang baik.
"Mendesain ulang toilet umum dengan lebih banyak ruang privat, sehingga tingkat ketidaknyamanan bisa ditekan," solusi Moore.
Arsitek Andy Ince, mengatakan bahwa mengganti urinal dengan bilik bukanlah pilihan yang baik baik karena antrian panjang di toilet akan menambah kemungkinan terjadi kontak mata sehingga resiko perkelahian meningkat.
Penelitian ini juga menyinggung tentang penyakit paruresis yaitu suatu keadaan cemas karena merasa diawasi. Keadaan inilah yang membuat orang tidak nyaman ketika di toilet, khususnya pria yang menggunakan fasilitas urinal.
Menurut International Association Paruresis, dari sekitar 21 juta orang, tujuh persen di antaranya menderita gangguan kecemasan sosial. Dan sebagian besar penderitanya adalah kaum pria.
.png)
