Mewahnya Busana Muslim Itang Yunasz dan Ronald V. Gaghana
KOMPAS.com - Perempuan muslim di Indonesia termasuk beruntung, begitu kata perancang senior Itang Yunasz. Di negara-negara Arab, pilihan busana muslim yang bisa ditemukan hanya abaya. Bandingkan dengan busana muslim di Indonesia. Koleksi busana muslim begitu beragam dan modis, tidak hanya yang dipamerkan di peragaan busana tetapi juga yang ditawarkan di pusat perbelanjaan besar atau kecil.
"Bahkan Malaysia, Dubai, dan Uni Emirat Arab juga mengakui bahwa Indonesia lah yang punya fashion muslim," ujar Itang, yang sudah membawa lini busana Itang Yunasz ke UAE, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, hingga Amerika Serikat.
Dalam peragaan bertema "Luxurious Modesty" di Jakarta Fashion Week 2013, Plaza Senayan, Kamis (8/11/2012) lalu ini, Itang bersama tiga perancang lain dari APPMI: Irna Mutiara, Monika Juffry, dan Ronald V. Gaghana, menunjukkan bahwa busana muslim masih bisa diolah dengan berbagai cara. Mereka sendiri mencoba menawarkan busana yang mewah, elegan, namun tetap santun sesuai koridor Islam.
Bagi para desainer ini, definisi mewah lebih pada pemakaian bahannya. Mereka tidak terlalu banyak menggunakan layer pada koleksinya, bahkan rancangannya terlihat bersahaja.
Itang, yang muncul sebagai pembuka, menggunakan materi yang halus seperti chiffon dan sateen silk untuk koleksinya yang terdiri atas kaftan, abaya, blus, rok panjang, dan celana panjang. Hitam dan putih menjadi warna dasar koleksinya, dengan motif bunga-bungaan berwarna icy blue yang dibuat melalui digital printing dipadu garis-garis vertikal. Cutting-nya simpel, dengan penutup kepala yang juga sederhana dan tidak ribet memakainya.
Itang Yunasz by Itang Yunasz
Kesederhanaan juga tampak pada koleksi La Perle dari Irna Mutiara. Mengambil tema "The Canary", koleksinya ini terinspirasi dari keindahan burung kenari (Irna menegaskannya dengan penggunaan aksen bulu burung pada kerudung). Rancangannya terlihat dinamis, dengan cutting blus, celana panjang, dan rok panjang bervolume. Pilihan warnanya pun terkesan sejuk, seperti kuning muda, broken white, dan abu-abu.
Irna La Perle by Irna Mutiara
Materi yang digunakan satin, chiffon, silk, dan sutera crepe. Irna juga menggunakan bordir Tasikmalaya dan Sumatera Barat yang dipadukan dalam satu kesatuan tema.
Kemewahan pada bahan juga tampak pada koleksi Monika Juffry dan Ronald V. Gaghana. Monika memamerkan koleksi Sessa (lini busana deluxe ready to wear) yang kali ini mengambil tema "Busy Pretty". Ia tak ragu menggunakan statement necklace di atas bahan glitter yang berkilauan.
Sessa by Monika Jufry
Koleksi ini ditujukan untuk para perempuan yang dinamis, dan selalu dituntut untuk tampil cantik, menarik, dan aktif. Konsep busananya mix & match, dengan multistyling pada beberapa outfit-nya. Selain blus, rok panjang, dan celana panjang, ada pula vest, blazer panjang, dan coat tanpa lengan sepanjang mata kaki.
Untuk koleksi second line-nya, Elements, Ronald menggunakan materi tulle, chiffon, dan satin silk. Kesan luxurious pada busana dan kerudungnya tampak dari penggunaan teknik embroidery (bordir) dari Indonesia, Maroko, dan China. Konsepnya art nuvo, dengan warna-warna pastel yang feminin, seperti pink, lime green, icy blue, serta sedikit aksen hitam, merah, dan gold. Penutup kepala atau kerudungnya cukup bervariasi, cukup memenuhi selera siapa saja.
Elements by Ronald V. Gaghana
FOTO-FOTO: JAKARTA FASHION WEEK 2013/DACHRI MEGANTARA
Editor :
Dini