Kompas.com - Bila tanpa indikasi medis yang kuat sebaiknya Anda pertimbangkan lagi keputusan melakukan proses operasi caesar. Melahirkan lewat bedah caesar berulang, lebih dari tiga kali, meningkatkan risiko komplikasi persalinan dan kelahiran prematur.
Tim peneliti dari Inggris membandingkan 94 wanita yang sudah melakukan operasi caesar sampai 5 kali atau lebih, dengan 175 wanita yang melahirkan lewat operasi caesar kurang lebih sedikit.
Wanita dari kelompok sering melakukan operasi caesar lebih rentan mengalami perdarahan sebelum, selama, dan setelah persalinan. Mereka juga beresiko tinggi mendapatkan transfusi darah, melahirkan bayi prematur, dan mendapat perawatan intensif.
Perdarahan obstetri mayor pada mereka yang melakukan operasi caesar cukup sering mencapai 18 persen dibandingkan dengan kelompok wanit lain yang hanya 0,6 persen. Risiko transfusi darah juga 17 persen lebih tinggi.
Sekitar 18 persen wanita dari kelompok sering mendapat operasi caesar didiagnosa kelainan plasenta seperti plasenta previa atau plasenta accerata. Akibatnya mereka beresiko tinggi mengalami komplikasi dan separuh dari mereka mendapatkan tindakan pengangkatan rahim atau histerectomi.
"Operasi caaesar berulang kali sebenarnya cukup jarang dialami dan kebanyakan yang melakukannya hasilnya cukup baik. Tetapi tetap saja risiko mereka untuk mengalami komplikasi persalinan dan bayi lahir prematur cukup tinggi," kata salah satu peneliti Dr.Mandish Dhanjal.
Karena itu baik ibu hamil atau dokter yang merawat memahami dengan baik risiko komplikasi yang akan dihadapi dari operasi caesar berulang.
Setiap operasi, termasuk operasi caesar, memiliki risiko, sebagian bahkan mengancam nyawa. Sayangnya belum ada penelitian yang menyebutkan berapa kali batas maksimum seorang wanita boleh melakukan operasi caesar.