KOMPAS.com - Para peneliti menemukan beberapa tanda penyakit Alzheimer dalam waktu 20 tahun lebih sebelum gejala pertama biasanya terlihat.
Hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Lancet Neurology itu menemukan perbedaan di otak dari satu keluarga di Kolombia yang memiliki kecenderungan berkembangnya Alzheimer pada tahap dini.
Pengobatan sejak dini amat dibutuhkan dalam penyakit Alzheimer untuk mencegah rusaknya ingatan dan kemampuan berpikir.
Berdasarkan penelitian tersebut, semakin diyakini bahwa Alzheimer sudah mulai berkembang jauh sebelum disadari oleh penderita. Beberapa penelitian sebelumnya memperlihatkan pengaruh atas otak berlangsung sekitar 10-15 tahun sebelum gejalanya ditemukan.
Tim dari Lembaga Alzheimer Banner di Arizona mengkaji sekelompok pasien di Kolombia yang menderita Alzheimer secara turunan. Dan berlangsungnya mutasi genetika membuat mereka sudah menderita Alzheimer pada usia 40-an walau biasanya baru teridentifikasi pada usia 70-an tahun.
Pemindaian otak atas 20 orang yang mengalami mutasi genetika di kalangan yang berusia 18 hingga 26 tahun memperlihatkan perbedaan dibanding 24 orang yang tidak memiliki kecenderungan untuk menderita Alzheimer.
Setelah sel otak yang mati cukup banyak barulah muncul gejala demensia, dengan kerusakan mungkin sudah mencapai 20 persen dari total sel otak sebelum bisa diidentifikasi.
Perbedaan otak
Para dokter khawatir sudah terlalu banyak sel otak yang rusak ketika penyakit sudah diidentifikasi, sehingga terlalu lambat untuk memberikan pengobatan kepada pasien.
Cairan yang membasahi otak dan tulang belakang juga memperlihatkan kandungan tinggi untuk protein yang disebut beta-amyloid.
Dan para peneliti mengatakan perbedaan tersebut sudah bisa dideteksi lebih dari 20 tahun lebih sebelum gejalanya tampak di kalangan pasien yang memiliki risiko tinggi Alzheimer.
"Temuan ini menunjukkan perubahan otak berlangsung bertahun-tahun sebelum serangan klinis penyakit Alzheimer," tutur Dr Eric Reiman dari tim peneliti.
"Ini meningkatkan pertanyaan baru tentang perubahan otak pada masa awal yang tercakup dalam kecenderungan Alzheimer dan sasaran yang bisa dicapai untuk terapi pencegahan di masa depan," tambahnya.
Sementara itu Profesor Nick Fox dari Institut Neurology, Universitas College of London, mengatakan beberapa pasiennya sudah kehilangan seperlima dari beberapa bagian otak ketika mereka datang berobat.
"Kunci utama dari penelitian ini adalah membuka jendela untuk intervensi awal sebelum orang mendapatkah serangan klinis dan kognitif," tuturnya.
Bagaimanapun, dia menegaskan masih ada pertanyaan tentang seberapa awal seseorang mendapat pengobatan jika memang kelak obatnya bisa ditemukan.