Kompas.com - Walaupun karyawan memiliki hak untuk beristirahat di rumah saat sakit, nyatanya sekitar 84 persen pekerja yang disurvei mengatakan mereka tetap masuk bekerja meski sedang sakit.
Demikian menurut survei yang dilakukan terhadap 3.000 orang berusia di atas 18 tahun di Amerika Serikat. Kebiasaan bekerja meski sakit itu oleh para pakar kesehatan disebut dengan istilah "presenteism".
Menyadari kalau mereka bisa menularkan penyakit pada rekan kerjanya, mayoritas pekerja tersebut mengaku melakukan langkah-langkah pencegahan penularan. Misalnya lebih sering mencuci tangan dengan sabun (77 persen) atau menutup mulut saat bersin atau batuk (67 persen).
Cara lain yang mereka lakukan adalah membawa obat-obatan ke kantor dan secara berkala mengelap meja kerja mereka.
"Ruangan kerja bisa menjadi tempat pertumbuhan bakteri jika seseorang nekat bekerja saat sakit," kata John Amann dari Cintas Corporation, yang melakukan survei ini.
Ia menambahkan, meski maksudnya baik yakni tidak ingin pekerjaan terbengkalai, namun menurutnya bekerja saat sakit justru bisa menurunkan produktivitas.
"Penting dipahami setiap orang harus melindungi dirinya dan orang lain dari penularan penyakit. Lebih baik kurangi kontak dengan rekan kerja saat kita sedang sakit," katanya.