KOMPAS.com - Satu hal yang kerap dinanti anak-anak saat merayakan Natal adalah mendapatkan hadiah dari kedua orangtua atau keluarganya. Natal dan hadiah seakan tak terpisahkan. Orangtua pun punya anggaran tersendiri untuk ini. Meski begitu, anak juga perlu mendapatkan pemahaman bahwa Natal tak selalu identik dengan hadiah.
Presenter Novita Angie mengatakan, ia dan keluarga punya anggaran besar untuk Natal, termasuk membelikan anak-anak hadiah yang memang dibutuhkannya bukan diinginkan anak. Meski begitu, Angie berusaha memberikan pengertian bahwa Natal tidak identik dengan kado. Ia pun tak merasa perlu belanja kado Natal jauh-jauh hari, tapi membelinya berdekatan dengan Hari Natal.
"Saya mengajarkan Natal kepada anak bahwa Natal tidak identik dengan kado tapi kita menantikan kehadiran Tuhan Yesus. Anak-anak pun tidak merongrong meminta kado saat Natal," tuturnya di Jakarta beberapa waktu lalu.
Menikmati kebersamaan saat Natal di Jakarta menjadi kebiasaan keluarga ini. Memberikan kado Natal untuk anak tetap menjadi agenda Angie dan suami. Meski begitu, Angie tak memanjakan anak dengan permintaan hadiah tertentu, terutama gadget.
"Saya tetap memberikan hadiah Natal, tapi lebih kepada mencari sesuatu yang memang mereka butuhkan tanpa mereka tahu atau minta karena ingin jadi kejutan untuk anak,"tuturnya.
Jika sebagian anak barangkali meminta gadget kepada orangtuanya sebagai hadiah, Angie dan suami sepakat untuk tidak menjejali anak dengan gadget. Bahkan kedua anak mereka yang kini duduk di bangku SD tak memiliki ponsel. Saat banyak anak SD memiliki dan membawa ponsel ke sekolah, Angie mengajarkan kepada anak-anaknya bahwa mereka tidak membutuhkan gadget sampai usia tertentu.
"Tujuannya apa punya ponsel misalnya? Kalau maksudnya untuk menghubungi saya, kan bisa saya telepon lewat pengasuh atau supir, tidak perlu anak yang membawa ponsel sendiri. Kalau ingin menelepon temannya, saya bilang ke anak-anak, bisa pakai ponsel ibu," ungkapnya.
Dengan mendapatkan penjelasan darinya, Angie mengakui anak-anaknya pun belajar memahami mengapa ibunya tak memberikan mereka ponsel. Memberikan pengertian kepada anak memang tak mudah, apalagi jika menyangkut permintaan barang tertentu yang diinginkannya padahal tak dibutuhkannya.
Untuk memberikan pengertian yang lebih lanjut, Angie kerap mengajak anak-anaknya untuk tidak selalu "melihat ke atas" dan selalu mensyukuri apa yang dimiliki saat ini.
"Saya mengajak anak menyadari bahwa mereka beruntung. Mereka selalu didampingi supir dan pengasuh, dan lainnya, meski tak punya ponsel seperti anak-anak lainnya. Anak-anak juga diajarkan bahwa mereka tidak harus memiliki apa yang teman mereka miliki,"ujarnya.
Dengan berbagai pemahaman ini, Angie mengakui, anak-anak tak menganggap Natal sebagai momen untuk mendapatkan hadiah sesuai keinginannya. Natal dimaknai lebih besar sebagai momen untuk meningkatkan kedekatan secara spiritual juga kebersamaan keluarga.
Bagaimana dengan Anda dan anak-anak di rumah? Seperti apa Anda dan keluarga memaknai natal dan menjelaskannya kepada anak-anak?
Editor :
wawa