Kompas.com - Dalam dunia kedokteran ada istilah "kejadian tak pernah terjadi" untuk menyebut kesalahan yang haram dilakukan. Kesalahan itu misalnya mengoperasi pasien yang salah atau meninggalkan benda di tubuh pasien yang dibedah.
Nyatanya, setiap tahunnya para dokter bedah melakukan berbagai kesalahan tersebut sampai 4000 kali. Itu hanya data yang berhasil dikumpulkan dalam studi yang dilakukan oleh tim dari Johns Hopkins University School of Medicine dan dimuat dalam jurnal Surgery.
Penelitian yang menggunakan data National Practitioner Data Bank, himpunan kasus malpraktik, itu menganalisa kasus-kasus yang berkaitan dengan kesalahan prosedur operasi, mengoperasi bagian tubuh yang salah, mengoperasi pasien yang keliru, sampai meninggalkan objek di tubuh pasien.
Sejak tahun 1990-2010 ditemukan 9.744 kasus yang menyebabkan 6 persen pasien meninggal, 32,9 persen mengalami cedera permanen dan 59,2 persen cedera sementara.
Berdasarkan jumlah klaim yang dibayarkan, studi lain memperkirakan sekitar 12 persen pasien mendapatkan ganti rugi.
Namun menurut Martin Makary, ketua penelitian ini, perkiraan kesalahan di ruang operasi tersebut sebenarnya lebih tinggi karena cukup banyak pasien yang tidak menuntut ganti rugi. Selain itu cukup banyak benda tertinggal di tubuh pasien yang tidak diketahui dalam jangka waktu lama. Sekitar satu dari tiga kapas yang tertinggal tidak pernah ditemukan.
Seperti halnya komplikasi medis lainnya, menurut Makary kesalahan saat pembedahan sebenarnya bisa dicegah.
Menurut peraturan, rumah sakit harus melaporkan adanya kesalahan medis yang terjadi.