ADELAIDE, KOMPAS.com - Sebuah tes sederhana dimana kita duduk di lantai, dan kemudian berdiri akan menentukan kapan seseorang akan meninggal.
Menurut laporan situs news.com.au, sebuah laporan yang dimuat di European Journal of Preventive hari Kamis (14/12/2012) menunjukkan adanya korelasi antara kesulitan untuk berdiri dari posisi duduk tersebut dengan resiko kapan dia akan meninggal.
Mereka yang sudah lanjut usia dan usia menengah yang memerlukan untuk menggunakan kedua tangan dan lutut untuk duduk dan berdiri memiliki kemungkinan tujuh kali lebih besar meninggal dalam waktu enam tahun mendatang
Mereka yang sudah lanjut usia dan usia menengah yang memerlukan untuk menggunakan kedua tangan dan lutut untuk duduk dan berdiri memiliki kemungkinan tujuh kali lebih besar meninggal dalam waktu enam tahun mendatang dibandingkan mereka yang bisa duduk dan berdiri tanpa bantuan apapun.
Di masa lalu, para doker menggunakan tes kursi untuk mengecek kekuatan kaki dan tubuh bagian bawah bagi para manula, namun uji baru ini lebih susah dan bisa juga digunakan untuk orang yang lebih mudah.
Menurut laporan koresponden Kompas di Australia L. Sastra Wijaya, para peneliti mengikuti 2002 orang dewasa antara usia 51 sampai 80 tahun, dengan rata-rata studi selama 6,3 tahun. 86 persen di antara mereka adalah laki-laki.
Setiap peserta diminta duduk di lantai, dan kemudian berdiri, tanpa menggunakan bantuan tangan, lutut atau bagian tubuh lainnya. Mereka mendapatkan lima angka bila bisa duduk tanpa harus menyentuh lutut, kaki, tangan atau lengan di lantai, dan lima angka bila bisa berdiri tanpa bantuan.
Satu angka akan dikurangi untuk setiap anggota badan yang digunakan untuk membantu duduk atau berdiri. Bila mereka tanpa tidak stabil ketika hendak duduk atau berdiri, angkanya dikurangi setengah.
Yang paling bagus mendapatkan angka sempurna 10. Selama masa penelitian ini, 159 orang meninggal, dan kebanyakan di antara mereka adalah yang mendapatkan angka 5 ke bawah.
Mereka yang mendapatkan angka 0 sampai 3 memiliki 6,5 kali kemungkinan untuk meninggal selama masa studi dibandingkan mereka yang mendapatkan angka 8 sampai 10.
Mereka yang mendapatkan angka 3.3 sampai 5,5 memiliki 3,8 kali kemungkinan meninggal, dan yang mendapatkan angka 6 sampai 7,4, memiliki kemungkinan 1,8 kali kemungkinan lebih besar akan meninggal lebih cepat dibandingkan yang skornya 8 sampai 10.