KOMPAS.com – Peran ayah sangat besar untuk keberhasilan ibu memberikan ASI eksklusif untuk bayinya. Sebuah survei mengatakan, keberhasilan ibu menyusui jika ayah tidak tahu dan tidak mendukung hanyalah 26,1 persen. Namun apabila ayah tahu dan mendukung adalah 98,1 persen. Demikian pemaparan dari dr. Utami Roesli, Ketua Umum Sentra Laktasi Indonesia (Selasi).
"Dari angka hasil survei terlihat sangat signifikan lonjakan keberhasilan apabila ayah tahu dan mendukung pemberian ASI eksklusif," ujarnya pada wartawan Rabu (16/1/2013) kemarin di Jakarta. "Keberhasilan ASI adalah keberhasilan ayah, kegagalan ASI juga kegagalan ayah," imbuhnya.
Menurut pasal 128 (1) dan 129 (2) Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan, setiap bayi Indonesia berhak untuk mendapatkan ASI eksklusif dan setiap ibu berhak untuk didukung secara penuh oleh keluarga, pemerintah, dan masyarakat dalam pemberian kesempatan menyusui.
Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Mia Sutanto menambahkan, "Menyusui bukan hanya melibatkan ibu dan bayinya, tetapi keluarga, pemerintah, dan masyarakat pun harus mendukung."
Dalam konferensi pers mengenai penolakan studi daffodil, Mia juga memaparkan risiko-risiko yang mungkin ada jika bayi tidak diberi ASI eksklusif, baik bagi bayi maupun bagi ibu. "Bayi yang tidak diberi ASI akan lebih mungkin terkena berbagai penyakit, obesitas, serta IQ dan perkembangan kognitif yang lebih rendah," jelasnya.
Aditia Sudarto, salah satu ayah yang aktif dalam komunitas Ayah ASI pun sangat mendukung program ASI eksklusif. "Pemberian ASI pada bayi itu jelas hemat, sehingga uangnya bisa dipakai untuk membeli keperluan lain," ujarnya.
Utami menambahkan, selain lebih hemat, ASI juga dapat membuat hidup ibu dan bayi lebih berkualitas. "Pemberian ASI dapat menghindarkan bayi dan ibu dari berbagai penyakit sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup mereka," ungkapnya.
Ia berharap respon positif masyarakat Indonesia untuk memberikan ASI eksklusif semakin bertambah, hingga 100 persen bayi di Indonesia bisa mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan.