KOMPAS.com - Meski wajar, rasa takut sebenarnya dapat memunculkan hormon stres yang memicu kontraksi rahim dan membuat bumil semakin merasakan nyeri. Sebaliknya, bila bumil berusaha rileks, otomatis tubuh akan menjadi lebih nyaman sehingga dapat mengurangi/menghilangkan rasa nyeri saat bersalin.
Mengapa hal ini terjadi? Hal ini terkait dengan produksi endorfin (hormon yang bisa melenyapkan rasa nyeri) yang dihasilkan saat tubuh dalam kondisi rileks. Efek endorfin ini dipercaya lebih kuat 200 kali ketimbang morfin.
Dalam kondisi rileks, bayangan rasa nyeri saat bersalin dapat dinetralisasi oleh pikiran bawah sadar bumil. Secara alami rahim pun akan melakukan gerakan ritmis yang seirama dengan gerakan janin (yang sedang berupaya mencari "jalan keluar").
Organ-organ yang terlibat pada proses persalinan (seperti otot-otot rahim dan kontraksinya, serta mulut rahim dan proses pembukaan) saling bekerja sama, sehingga proses melahirkan lebih lancar bahkan tanpa sakit.
Ketenangan bumil saat bersalin juga dapat membuatnya lebih fokus, memusatkan perhatian pada momen-momen kelahiran bayi, meski di ruang bersalin bersama ibu lain yang juga bersiap melahirkan.
Karenanya bumil perlu berlatih relaksasi setiap hari sehingga terlatih saat bersalin kelak. Relaksasi adalah memberikan waktu bagi Anda untuk menenangkan diri (bisa dengan bermeditasi, yoga, atau sekadar mendengarkan musik dalam kamar).
Berikut yang perlu diperhatikan bumil saat relaksasi:
* Pilih waktu relaksasi yang paling nyaman (waktu yang memungkinkan Anda tak terganggu oleh siapa pun). Bila perlu matikan telepon sementara waktu.
* Siapkan tempat nyaman yang dapat membuat Anda tenang. Misal, kamar dengan penerangan temaram ditambah wangi aromaterapi lavender.
* Pakai baju nyaman (disarankan yang agak longgar).
* Buang air kecil terlebih dulu agar relaksasi tak terganggu gara-gara ingin berkemih.
* Pasang musik favorit yang dapat menenangkan.
(Tabloid Nakita/Hilman Hilmansyah)
Editor :
wawa