Kompas.com - Tes papsmear selama ini lebih dikenal sebagai metode deteksi dini untuk menemukan sel prakanker penyebab kanker leher rahim. Kini para ilmuwan berusaha memperluas fungsi tes tersebut untuk mendeteksi kanker ovarium.
Serpihan sel-sel tumor ternyata bisa ditemukan di ovarium (indung telur), lapisan rahim, atau turun ke leher rahim. Seperti diketahui tes papsmear dilakukan dengan mengambil usapan lendir leher rahim.
Sel tumor tersebut memang sulit dikenali di bawah mikroskop. Tetapi para ilmuwan dari Johns Hopkins University menggunakan tes DNA yang canggih untuk meneliti hasil contoh usapan papsmear untuk mencari mutasi gen yang merupakan tanda keberadaan kanker.
Dalam sebuah studi awal, tim peneliti menganalisa papsmear dari 46 wanita yang sudah mendapat diagnosa kanker endometriosis atau ovarium. Dalam teknik terbaru ini diketahui sel kanker endometriosis dan 41 persen tumor ovarium.
Memang riset tersebut masih sangat awal, sehingga para wanita yang secara rutin melakukan tes papsmear agar tidak berharap banyak dulu. Masih diperlukan riset-riset lanjutan untuk membuktikan kalau tes yang disebut dengan PapGene itu secara teknik memang bisa menjadi alat skrining kanker.
Menurut Dr.Luis Diaz, ahli kanker dari Johns Hopkins University, saat ini timnya sedang mengumpulkan ribuan contoh papsmear untuk diujicoba dan diteliti apakah bisa dipakai untuk mendeteksi kanker ovarium.
"Kalau pun tes tersebut tidak bisa mendeteksi, kelebihan utama dari tes ini adalah pasien tidak akan merasakan hal yang berbeda," kata Diaz.
Dengan PapGene ini, metode pengambilan sampel cairan serviks tetap sama namun perbedaan hanya pada saat penelitian di laboratorium.
Meski pengembangan tes tersebut disambut positif, namun para ahli mengungkapkan bahwa kanker ovarium lebih sulit dideteksi di stadium awal. "Jika skrining tes ini bisa menemukan kanker ovarium di stadium awal ini sangat berpengaruh pada harapan hidup pasien," kata Dr.Shannon Westin dari University of Texas MD Anderson Cancer Center.