Trauma Pasangan Selingkuh

Relationship - Kompas Female
http://4skripsi.blogspot.com/
Trauma Pasangan Selingkuh
Jan 4th 2013, 05:26

Tanya:
Saya dan pasangan sudah berpacaran selama 2,5 tahun, tapi selama itu kami beberapa kali putus nyambung. Terakhir kami putus karena dia berselingkuh. Awalnya saya yakin untuk benar-benar mengakhiri hubungan dengannya. Namun dua bulan setelah kejadian itu, dia meminta saya kembali dan langsung melamar saya.

Karena melihat rasa penyesalan dan keseriusannya, saya menerimanya kembali dan kami berencana menikah awal tahun depan. Tapi empat bulan berlalu, kok saya justru menjadi ragu dengannya. Karena ternyata saya belum benar-benar bisa memaafkan dan menerima perselingkuhannya dulu.

Ada perasaan takut dan khawatir, jika kejadian itu terulang kembali. Apa yang harus saya lakukan untuk melupakan kesalahannya dulu? Bagaimana saya memantapkan perasaan dan hati saya? (Lala, Banjarmasin)

Jawab:
Belum terlambat untuk me-review kembali hal-hal yang terjadi di masa lalu antara Anda dan dia. Anda punya cukup waktu untuk mempertimbangkan hubungan ini dari berbagai aspek. Salah satunya faktor kepercayaan.

Coba renungkan lagi apakah keraguan ini merupakan bentuk trauma masa lalu? Ataukah Anda memang melihat pola ketidaksetiaan dalam diri pasangan? Usahakan untuk tidak mengabaikan, setiap hal yang Anda pikirkan atau rasakan. Anda juga perlu mengkaji penyebab "putus sambung" hubungan selama ini.

Jika masalah kesetiaan yang Anda ragukan dan sudah menjadi pola dari pribadi pasangan, maka tunda dulu pernikahan ini. Sebab berpotensi pada masalah yang lebih besar nantinya. Namun jika masalahnya berkaitan dengan "emosi", maka Anda berdua perlu banyak berdiskusi.

Perbanyak waktu untuk sharing mengenai prinsip hidup dan rencana jangka pendek maupun jangka panjang. Ini akan sangat berguna untuk memantapkan hati. Semakin banyak persamaan visi-misi dalam hidup, akan semakin mudah memuluskan niat untuk menikah. Tapi jangan lupa juga untuk mendengarkan kata hati.

Jangan pernah memaksakan pernikahan, hanya karena Anda merasa tak enak pada keluarga atau malu membatalkan pernikahan.

(Majalah Chic/Sani B Hermawan, Psikolog-Direktur Lembaga Konsultasi Daya Insani)

Editor :

wawa

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post