KOMPAS.com - Mana yang lebih penting, melakukan hobi atau bersama pasangan? Keduanya sama pentingnya. Anda tidak mau kan hanya gara-gara hobi, pasangan meninggalkan Anda. Atau sebaliknya tidak ada waktu untuk hobi karena sibuk dengan pasangan. Bagaimana menyiasatinya agar semuanya berjalan selaras?
* Cari hobi
Kesibukan sering membuat Anda jenuh, tidak bersemangat, dan emosi pun mudah tersulut. Sudah saatnya Anda mencari hobi yang tepat untuk meningkatkan kualitas hidup. Kenali hobi yang Anda minati kemudian lakukanlah. Ada beragam hobi yang bisa dipilih seperti: bersepeda, naik gunung, memancing, memasak, fotografi, dan banyak hal menarik lain. Jika sedang bersemangat, hobi pun bisa menduduki peringkat teratas dalam diri Anda. Namun berhati-hati, jangan sampai hobi memicu konflik dengan pasangan.
* Kenali pasangan.
Tentu pasangan akan mendukung hobi yang Anda minati selama hobi ini sejalan dengan karakter pasangan dan Anda pintar membagi waktu. Apalagi jika dampak positifnya terasa, seperti Anda menjadi lebih bergairah, asyik diajak bicara, atau lebih mudah mengendalikan emosi. Namun akan berbeda halnya jika Anda melakukan hobi yang tidak sesuai dengan karakter pasangan. Misalnya saja Anda suka naik gunung, sementara pasangan Anda pencemas. Nah, Anda perlu meyakinkan pasangan bahwa yang Anda lakkan aman. Beri tahu teknik yang bisa dipahami agar pasangan lebih tenang. Jadi, kenali pasangan untuk memberikan pemahaman akan hobi Anda.
* Atur waktu.
Jika pasangan sudah cemburu dengan hobi Anda, itu petanda bahaya. Berarti Anda tidak "fair" di pembagian waktu. Posisikan pasangan tetap lebih penting dibandingkan hobi tersebut. Hal ini membuat pasangan lebih dihargai. Jika pasangan merasa berharga, tentu lebih mdah untuk memahami Anda. Kurangi membicarakan hobi terus menerus. Sebab hal ini membuat pasangan merasa diabaikan. Buat "time management" yang bijak dan buat jadwal dengan melibatkan pasangan. Dengan andil pasangan, tentu akan meminimalisasi konflik.
* Lebih peka.
Cobalah Anda memahami perasaan pasangan. Bacalah ekspresi wajahnya dan maknai ucapannya. Jika ada yang tidak beres, segera koreksi diri dan cari jalan keluar. Jangan sampai Anda ditinggalkan hanya karena hobi telah menguasai pasangan.
* Lakukan bersama.
Kenalkan hobi Anda dan ceritakan kenikmatannya. Ajak pasangan untuk mencoba. Tapi tetap tidak boleh dipaksa dan butuh proses. Biarlah pasangan yang memutuskan kapan ia akan ikut serta. Agar tidak berat sebelah, Anda pun harus mengenali hobi pasangan dan bersedia ikut mencoba hobinya itu. Hobi tersalurkan, pasangan terkesan, Anda pun tidak tertekan.
(Majalah Chic/Sani B Hermawan, Psikolog dan Direktur Lembaga Konsultasi Daya Insani)
Editor :
wawa