KOMPAS.com - Valentine lebih banyak mendatangkan kemarahan dan frustasi bagi perempuan ketimbang suasana atau perasaan romantis. Pasalnya, Hari Kasih Sayang ini lebih sering mengakomodasi kebutuhan laki-laki ketimbang perempuan, terutama perempuan menikah.
Jill Bley, PhD, Terapis Pernikahan dan Seks, dan Robert B Barr, pendiri OurJewishCommunity.org mengatakan perempuan menikah, di tempat kerja dan di rumah, terus menerus menghadapi tantangan untuk memenuhi berbagai kebutuhan laki-laki, dan mendapatkan sedikit timbal balik.
Di negara barat, meski Valentine diklaim sebagai liburannya perempuan, faktanya di hari penuh dengan romansa ini laki-laki lah yang lebih banyak menikmati karena mendapatkan apa yang diinginkannya, sementara perempuan hanya menanti, berharap keinginannya terpenuhi.
Menurut Bley dan Barr, sudah waktunya memaknai ulang Valentine, dengan memberikan lebih banyak kebutuhan perempuan. Perempuan menikah akan lebih menikmati Valentine dan merasa dicintai, hanya jika keinginan berikut ini terpenuhi:
1.Mendapatkan hadiah Valentine yang benar-benar diinginkan, bukan hadiah yang sebenarnya lebih mewakili kepentingan laki-laki.
2. Alih-alih mendapati suasana romantis di rumah sekadar untuk memenuhi hasrat seks pasangan, perempuan menikah akan menikmati Valentine jika pasangannya melakukan sesuatu yang benar-benar diinginkannya. Karenanya penting untuk menanyakan apa kebutuhan perempuan saat akan merayakan Valentine.
3. Rumah yang bersih dan pekerjaan rumah tangga yang dilakukan sesuai standar perempuan, merupakan hadiah kecil dari pasangan yang berarti bagi perempuan saat Valentine. Apalagi jika pekerjaan rumah tangga ini dilakukan dengan tulus tanpa pretensi apa pun sehingga perempuan merasa nyaman dan tak merasa pasangannya melakukan setengah hati.
4. Tumpukan pakaian kotor kosong, karena pasangan sudah mencucinya dengan baik. Perempuan menikah menikmati momen semacam ini saat Valentine.
5. Menyiapkan makan malam, atau melakukan reservasi untuk makan malam di restoran. Dengan begitu perempuan tak perlu berpikir makan apa dan di mana, juga tak harus memasak di rumah di Hari Valentine.
6. Valentine juga bisa menjadi momen istimewa bagi perempuan menikah ketika suami mengambil alih semua tugas rumah tangga. Sehingga ia bisa menikmati me time, sekadar berendam air hangat, membaca buku, atau menonton acara televisi favorit.
7. Saat malam tiba, perempuan tak harus memenuhi hasrat seks pasangan hanya karena hari itu adalah Valentine. Apalagi jika hari itu sangat melelahkan baginya, dan yang dibutuhkannya malam itu adalah tidur.
8. Kalaupun perempuan menginginkan seks saat Valentine, pasangan yang mampu memberikan kepuasan seks menjadi harapannya.
Sumber: Huffington Post
Editor :
wawa