KOMPAS.com - Kekayaan tenun ikat tak habis-habisnya dieksplorasi oleh Didiet Maulana. Di panggung Plaza Indonesia Fashion Week 2013, desainer yang pernah menempuh pendidikan di bidang arsitektur ini kembali mengangkat keindahan kain tenun ikat sutra dari Sengkang, Makassar, Sulawesi Selatan.
"Tenun Sengkang ini dipilih karena belum banyak dieksplor, dan punya teknik pembuatan yang indah," ungkap Didiet Maulana setelah fashion show-nya di Plaza Indonesia, Senin (25/3/2013) lalu.
Dalam fashion show kali ini Didiet menampilkan koleksi Pra Purnama, yang mirip dengan koleksi Fall/Winter di luar negeri. Hanya saja, karena Indonesia bukan negeri empat musim, Didiet memutuskan untuk membuat sendiri "musim-musim" untuk koleksinya, yaitu Purnama dan Mentari. Keindahan purnama dihadirkan Didiet dalam variasi warna yang romantis, antara lain oranye, ungu, pink, hitam, dan coklat.
Didiet menambahkan bahwa kreasi busana ini terinspirasi dari bentuk dan gerak perempuan Indonesia yang dinamis dan aktif. Rancangannya bergaya simpel namun tetap elegan. Cutting-nya bernuansa androgyny, seperti kemeja, jaket, dan celana panjang. Untuk busana perempuan Didiet menghadirkan kesan glamor pada gaun cocktail dan gaun malamnya, juga busana formal untuk bekerja.
Didiet banyak menghadirkan pared down, yaitu memadupadankan 2-3 busana terpisah dengan motif sama sehingga tampak seperti satu rangkaian busana. Misalnya memadukan celana panjang dengan blazer berbahan dan motif yang sama.
Untuk kesan lebih modern, Didiet menghadirkan motif tenun yang lebih besar dibanding aslinya.
"Motifnya sendiri tidak diubah, tetapi saya minta kepada perajin untuk memperkayanya dengan warna-warna sesuai keinginan saya, dan ukuran motifnya diperbesar," jelasnya. Motif yang digunakan adalah motif geometris zig-zag dengan aneka warna.
Tenun Sengkang ternyata sangat menarik untuk material busana pria. Beberapa koleksi Didiet juga menampilkan busana pria berupa jaket, kemeja, dan celana panjang. Ia menggabungkan beberapa bahan seperti linen, sutera, taffeta, dan lace dengan tenun Sengkang.
Sedikit berbeda dengan koleksi perempuan, busana pria dihadirkan dengan warna yang lebih gelap seperti hijau tua, abu-abu, dan hitam. "Ketika membuat baju pria ini dasar pertimbangannya adalah apakah mereka mau memakainya? Pria tidak suka baju yang terlalu tabrak pola dan warnanya ngejreng," tutupnya.
FOTO-FOTO: KOMPAS IMAGES/ANDRE KRISTIANTO
Editor :
Dini