KOMPAS.com - Kehidupan pernikahan memang tak selalu indah dan mulus sesuai harapan. Berbagai masalah kerap mewarnai kehidupan rumah tangga. Namun, sebaiknya masalah ini tidak melunturkan semangat Anda dalam menjaga keharmonisan rumah tangga bersama pasangan. Yakinlah bahwa Tuhan akan memberi ujian dalam rumah tangga ini sebagai jalan untuk mempererat dan menguatkan hubungan Anda dan pasangan.
Yesus mengajak Anda dan pasangan untuk menyelami pesan-pesanNya, dan menguatkan hubungan pernikahan Anda melalui pengorbananNya di kayu salib dan kebangkitanNya saat Paskah.
1. Meneladani sikap Yesus
Tiga kejadian penting saat Paskah meliputi kematian, penguburan, dan kebangkitan Kristus. Melalui Paskah, Yesus berusaha memberi contoh kepada manusia bagaimana Anda harus setia dengan komitmen Anda terhadap janji perkawinan. Bahwa kehidupan perkawinan yang bahagia, betapa pun sulit untuk mewujudkannya, akan tercapai bila Anda berkomitmen untuk saling membahagiakan pasangan. Kepercayaan yang teguh akan campur tangan Tuhan, dan yakin akan ada suatu hal baik yang akan Anda terima sesudahnya, akan membuat kehidupan rumah tangga Anda lebih terberkati. Yesus mengajarkan untuk saling berempati, bersikap rendah hati, saling memaafkan, dan saling menjadi berkat bagi pasangan.
2. Lebih bersabar menghadapi masalah
Menyatukan dua jiwa dan kepribadian dalam satu ikatan pernikahan memang tak mudah. Melalui Paskah, Yesus mengajak kita untuk lebih bersabar dalam masalah. Melalui kematianNya di kayu salib, Kristus mengajarkan kita untuk bersabar menunggu buah manis yang akan kita nikmati ketika kita bekerja keras untuk mendapatkannya. Kesabaran dalam menjalani kehidupan pernikahan juga akan menjadikan ikatan Anda dan pasangan semakin kuat. Yesus sendiri harus bersabar menjalani penderitaan, dan mati di salib terlebih dulu sebelum akhirnya bangkit dengan mulia. Paskah mengajarkan kita untuk semakin dikuatkan dalam kesabaran, dan pengharapan dalam menghadapi masalah di pernikahan.
3. Belajar saling memaafkan
Emosi yang memuncak bisa membuat Anda dan pasangan jadi bertengkar hebat. Tak jarang pula, pertengkaran akan berlangsung cukup lama dan menyisakan rasa kesal. Jika Yesus saja bisa memaafkan orang yang menyiksa dan membunuhNya, maka tak ada alasan bagi Anda untuk tidak memaafkan pasangan yang Anda cintai. Kerelaan Yesus untuk mati dan tidak mendendam, dan justru memaafkan orang-orang yang menyiksaNya, adalah bukti bahwa Ia sungguh mencintai kita sekalipun kita punya kesalahan.
Sifat inilah yang harus dicontoh oleh setiap pasangan. Ketika pasangan melakukan hal-hal yang kurang baik kepada Anda, sebaiknya jangan mendendam atau membalasnya dengan perbuatan yang sama. Sebaliknya, doakan pasangan Anda supaya kemarahannya segera mereda. Berdoalah juga agar Anda mampu memaafkannya dan melakukan introspeksi karena mungkin saja Anda pun punya peran dalam membuatnya marah.
Bersikaplah lebih rendah hati untuk bisa saling memaafkan satu sama lain. Masalah terbesar dalam pernikahan adalah gengsi yang tinggi untuk meminta maaf, dan memaafkan kesalahan pasangan. Anda selalu ingin minta dipahami, namun sulit untuk memahami. Padahal tanpa sikap memaafkan, Anda tak bisa menciptakan hubungan pernikahan yang bahagia, termasuk tak memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan.
Sumber: elevate your marriage
Editor :
Dini