Kompas.com - Bila Anda ingin melindungi si kecil dari bahaya penyakit, sebaiknya Anda memberi perhatian lebih besar bagi kesehatan saluran cernanya. Sistem kekebalan tubuh manusia ternyata sangat dipengaruhi oleh organ pencernaan.
Menurut Profesor Soebijanto Marto Sudarmo, pakar gastroeterologi dari Universitas Airlangga, Surabaya, saluran cerna mempengaruhi hingga 80 persen dari sistem daya tahan tubuh. Sorbijanto memaparkan, saluran cerna terdiri dari jaringan mukosa yang sangat luas. Pada jaringan inilah benda-benda asing yang berpotensi menjadi penyakit masuk ke dalam tubuh. Karena jaringan ini sangat luas pada saluran cerna, maka saluran cerna lah yang paling menentukan daya tahan tubuh.
"Sebenarnya tidak hanya saluran cerna yang memiliki jaringan mukosa, alat-alat pernapasan, kelamin, dan organ lain memiliki jaringan mukosa. Namun paling banyak di saluran cerna," tuturnya dalam acara peluncuran Happy Tummy Council di Jakarta (25/3/13).
Selain itu, faktor yang menentukan kesehatan saluran cerna adalah keberadaan bakteri baik yang tumbuh di dalamnya, atau yang disebut juga dengan mikroflora normal. "Mikroflora usus yang seimbang berperan membentuk saluran cerna yang sehat," imbuhnya.
Di saluran cerna, terdapat sekitar 100 triliun mikroflora dari sekitar 500 jenis. Mikroflora ini dapat berperan selama proses digesti dan absorpsi zat-zat makanan dalam sistem pencernaan. Maka dengan jumlah dan fungsi yang penting dari mikroflora normal ini, wajar saja untuk menjadikannya prioritas ketika menjaga kesehatan saluran cerna.
Menjaga jumlah mikroflora baik di saluran cerna salah satunya adalah dengan mengonsumsi probiotik. Menurut pakar di bidang gizi klinik dr.Saptawati Bardosono, konsumsi probiotik dapat membantu menyeimbangkan flora usus dengan cara meningkatkan pertumbuhan bakteri "baik" dan menurunkan jumlah bakteri "buruk".
Efek probiotik bergantung dari strain-nya. Salah satu strain atau jenis probiotik adalah Lactobacillus reuteri. Strain ini merupakan probiotik yang secara alamiah ditemukan di saluran cerna. "Pada awalnya, manusia mendapatkan bakteri ini dari ASI, sehingga ASI merupakan makanan terbaik yang dapat diberikan pada bayi," ungkapnya.