KOMPAS.com - Perangkat canggih menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup warga kota. Manakala ada pameran teknologi, mereka rela berdesak-desakan dan mengantre selama berjam-jam untuk mendapatkan perangkat terbaru. Mereka tidak sekadar meramaikan bisnis produk teknologi, tetapi juga menjalani gaya hidupnya.
Kristiawan (35), karyawan salah satu perusahaan swasta di Jakarta, datang ke Mega Bazaar Computer (MBC) di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu (10/3/2013) sejak pukul 10.00. Baru pukul 13.00 dia mendapatkan barang yang diincar, Andromax U.
"Gadget lama saya sudah lemot, kebanyakan aplikasi game. Barang ini masih langka. Kalau beli di luar, harganya bisa lebih mahal," tutur Kris.
Kris mengaku sebagai penggemar gadget sehingga mengalokasikan anggaran khusus untuk keperluan itu. Sebelum membeli, dia menyesuaikan dengan kebutuhannya saat ini. Dia memerlukan gadget untuk komunikasi, berselancar, dan kebutuhan kerja.
Kris adalah satu dari ribuan warga yang memadati pameran di JCC yang berlangsung 6-10 Maret lalu. MBC ini merupakan yang ke-19 kalinya sejak pertama digelar pada 1994. Acara ini kolaborasi antara asosiasi pengusaha komputer dan penyelenggara spesialis pameran.
Sejak digelar pertama kali hingga yang ke-19, terjadi perubahan fenomena konsumen. Pada era 1990-an, konsumen lebih banyak memburu personal computer. Seiring dengan perkembangan produk teknologi komputer, selera konsumen berubah. Tahun 2000-an, konsumen lebih banyak membeli komputer jinjing. Kemudian, era 2010-an, produk tablet dan ponsel pintar paling dicari penggila gadget.
"Tahun ini pameran diikuti 140 peserta, menurun dari tahun lalu sebanyak 147 peserta. Namun, produk yang dipasarkan cenderung stabil. Jumlah pengunjung meningkat 10 persen dari tahun lalu sebanyak 216.644 orang," kata Diah Putri, Public Relations Assistant Manager Dyandra Promosindo.
Pemikat konsumen
Banyak cara dilakukan peserta pameran untuk memikat konsumen. Beberapa peserta menghadirkan grup musik nasional, penyanyi, dan komedian. Seperti halnya penampilan grup musik The Dance Company di perusahaan printer memikat pengunjung yang lewat.
Peserta pameran lain tidak mau kalah, mereka menyewa sales promotion girl agar produk yang mereka jual semakin kinclong. Hal ini membuat beberapa pengunjung lama mengobrol dengan mereka walaupun tidak selalu diakhiri dengan transaksi.
Sebagian besar pengunjung yang ditemui Kompas bukanlah pengguna baru perangkat canggih tersebut. Tidak sedikit dari mereka yang mengantre sambil menenteng ponsel pintar atau tablet.
"Ini baru beli tiga bulan lalu, tapi ingin ganti dengan yang baru. Yang saya pakai sekarang kurang maksimal. Berhubung lagi ada uang, jadi beli aja," kata Inu Nursobah (22), mahasiswa di salah satu universitas negeri di Jakarta.
Dorongan datang ke area pameran tidak selalu karena kebutuhan, tetapi juga karena ingin bergaya. Era (26), yang juga berasal dari Jakarta, selalu datang setiap ada pameran semacam ini. "Ganti handphone juga tiap dua bulan sekali kalau ada yang baru," kata Era seraya melempar senyum. (K12/NDY)
Sumber: Kompas Cetak
Editor :
Dini