KOMPAS.com - Menikmati secangkir kopi sambil berbincang dengan Miss Coffee Indonesia tentang kopi dan impian sungguh nikmat. Bianca Beatrice Darmawan (24), putri kopi itu, bercita-cita membuka warung kopi.
Ditemui di Restoran Gomawo di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, wajah Bianca masih lelah. Dari rumahnya di Petojo, Jakarta Pusat, ia baru saja menembus kemacetan lalu lintas menuju kawasan Ancol.
Sambil menyeruput kopi, Bianca bercerita tentang ketertarikannya mengikuti ajang Miss Coffee Indonesia. Alasannya sederhana. "Saya mau buka kafe kopi sambil melanjutkan usaha orangtua," kata Bianca.
Sembari berbincang, ia senang memainkan sedotan di gelas. Wajahnya pun sering bersemu merah. Meski telah memenangi first runner-up (juara 2) Miss Coffee Internasional, Bianca tak bisa sepenuhnya membuang sifat pemalu dari dirinya
Begitu terpilih sebagai Miss Coffee Indonesia 2012-2013, Bianca segera melepas karier di bidang perbankan. "Kalau saya ingin sesuatu, pasti berusaha mendapatkannya. Saya suka kopi sejak kuliah. Saya sering belajar malam, hah, capek, ya udah ngopi saja," katanya.
Ia mengaku penasaran karena mayoritas kopi yang diseduh di kafe-kafe di Amerika Serikat, tempatnya kuliah, adalah kopi dari Jawa dan Sumatera.
Sebagai Miss Coffee Indonesia, ia kembali terkaget-kaget menjumpai keragaman kopi Nusantara. Ia lantas jatuh cinta dengan kopi kintamani, yang menurut dia, memiliki cita rasa asam segar, kopi mandailing yang beraroma seperti tanah yang baru tersiram hujan, dan kopi toraja yang lebih beraroma kacang.
Di rumahnya, ia minimal menyetok lima jenis kopi berbeda. Dari gadis peminum secangkir kopi sehari, Bianca berubah menjadi ahli kopi. Hari-harinya selama setahun terakhir diisi perjumpaan dengan petani, menyambangi warung kopi, serta mempromosikan kopi Indonesia.
Sebulan lagi Bianca akan segera menanggalkan tiara Miss Coffee Indonesia. Ia pun sudah ancang-ancang untuk segera membuka kedai kopi milik sendiri yang hanya menyajikan kopi lokal kebanggaan Indonesia.
Suka bisnis
Sejak kecil Bianca sudah menunjukkan ketertarikan untuk berbisnis. Sejak di sekolah menengah ia sudah "membantu-bantu" di perusahaan ayahnya. "Karena suka, jadi tidak terbebani," ujar Bianca.
Di Ancol, Bianca mengurus beberapa unit apartemen yang baru dibeli keluarganya untuk investasi. Ia juga sibuk mengurusi Restoran Gomawo yang didirikannya bersama beberapa rekannya.
Sore itu, di restorannya puluhan calon karyawan sedang antre menjalani seleksi kerja. Lebih dari 70 karyawan lainnya sibuk menjelang jam buka restoran pada petang hari. Suasana restoran yang baru satu bulan dibuka itu makin hidup ketika tamu mulai berdatangan dan rela antre sampai lebih dari satu jam.
Kekuatan senyum
Bianca murah senyum. Bagi Bianca, senyum itulah yang mampu mengubahnya dari gadis pemalu menjadi perempuan yang memancarkan pesona.
Hidup Bianca mulai berubah total saat ia melanjutkan kuliah di Jurusan Manajemen Ekonomi University of California, Davis, AS. Sebelum lulus, ia mendapat beasiswa dari De Anza College, Cupertino, AS. Pintar di bidang akademis, ia tak hanya mengisi hari-harinya dengan belajar.
Bianca coba-coba mengikuti kontes kecantikan dan menjadi finalis Miss Asia Pageant di Hongkong. Ia juga mewakili Indonesia dan meraih lima besar di ajang Miss Asian Global di AS. "Iseng ikut modeling. Suka tantangan dan hal baru," ujarnya.
Selama setahun setelah lulus kuliah, gadis kelahiran Jakarta ini sempat bekerja di perusahaan pengembang perumahan di AS. "Justru itu saya kaget. Waktu itu, lowongan pekerjaan sedang susah apalagi saya orang asing. Saya lolos wawancara dan langsung bekerja," ujar Bianca.
Di tengah seretnya bisnis properti dan beratnya tekanan pekerjaan, Bianca tetap tersenyum. Rekan-rekan sekantornya sering memuji senyum Bianca. "Kata mereka, kalau lihat senyum saya, mereka jadi segar lagi," katanya sambil tertawa.
Karier di bisnis properti itu segera ditinggalkan ketika orangtua memanggil Bianca untuk melanjutkan bisnis keluarga di Jakarta. Di perusahaan keluarga PT Asrikimia Utama yang bergerak di bidang kimia industri, Bianca menduduki jabatan marketing manager.
Impian sederhana si putih
Bianca baru saja merayakan ulang tahun ke-24. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kali ini tak ada pesta ulang tahun. Biasanya seluruh keluarga besar dan para sahabat turut bergembira dalam perayaan selama dua hari.
Namun, tepat sehari sebelum perayaan tahun ini, kakek Bianca meninggal. Rencana makan bersama keluarga besar di hari pertama dan menjamu sahabat di hari ke dua terpaksa batal.
Bianca kemudian menunjukkan kalung hadiah dari mamanya dengan bandul berbentuk hati. Ia bercerita asal usul nama Bianca. Nama Bianca dipilih karena sang mama ngidam susu kacang yang berwarna putih bersih. "Bianca artinya putih. Innocent," kata Bianca.
Bianca mengaku tumbuh menjadi anak rumahan yang penurut dan pemalu. Perkenalannya dengan dunia bisnis dan model membuatnya lebih percaya diri.
Kini Bianca kelewat sibuk hingga jarang punya waktu buat diri sendiri dan keluarga. Ia menyediakan waktu minimal dua kali dalam setahun untuk menyelam bersama keluarga di Kepulauan Seribu. Mimpinya ke depan cukup sederhana. "Saya mau memberikan yang terbaik untuk orangtua, mau menjaga mereka," ujar Bianca.
(Mawar Kusuma)
Sumber: Kompas Cetak
Editor :
Dini