KOMPAS.com — Melempar adalah keterampilan yang baru dikuasai dan senang dilakukan anak berusia 18 bulan sampai 3 tahun. Keterampilan ini perlu kemampuan motorik yang baik serta koordinasi tangan dan mata. Untuk meningkatkan keterampilan tersebut, perlu praktik berulang-ulang. Tak heran jika si kecil sangat senang melakukannya.
Pelajaran lain yang didapat si kecil dengan melempar adalah semua yang jatuh ke lantai tidak bisa naik kembali. Ia belum mengenal gravitasi, tetapi sudah memahami efek tersebut. Jika bola dilempar akan memantul, jika kue dilempar akan remuk, dan sebagainya.
Namun, kesenangannya melempar tersebut bisa membuat kita pusing karena rumah jadi berantakan. Meski demikian, jika aksi melemparnya tidak membahayakan diri atau orang lain, sebaiknya Anda tidak menghukum si kecil.
Yang sebaiknya dilakukan orangtua adalah membimbing anak, apa yang harus dibatasi dan di mana ia boleh melempar. Anda bisa mencoba kiat ini:
Apa yang boleh dilempar
Si kecil dengan cepat akan mengetahui apa yang tidak boleh dilempar jika tersedia banyak benda lain yang boleh, malah didukung, untuk dilemparkan. Saat ini sudah cukup banyak mainan lempar-lemparan yang bisa dipilih. Ia akan semakin senang jika Anda mau melakukannya bersama.
Pesan yang akan diterimanya adalah ia boleh melempar benda yang tepat di waktu yang tepat. "Saat ia melempar benda yang tak semestinya, misalnya sepatu, dengan tenang ambil dari tangannya. Katakan, "Sepatu bukan untuk dilempar. Bola boleh".
Jangan terpancing emosi
Terkadang anak melempar benda yang tak semestinya hanya untuk menarik perhatian orangtuanya. Jika memungkinkan, maka abaikan ulahnya. Jika ia berhasil menarik perhatian Anda dengan melempar, ia akan melakukannya lagi.
Rapikan bersama
Jangan suruh anak untuk membereskan semua yang ia lempar. Tugas itu terlalu berlebihan untuk anak seusianya. Ajak si kecil untuk membereskan mainan bersama Anda. Misalnya dengan mengajaknya lomba membereskan mainan.
Temani saat makan
Di usia ini anak cenderung berantakan saat makan. Anda bisa mengurangi kebiasaan itu dengan duduk menemaninya saat makan. Manfaatkan waktu tersebut untuk mengajarinya agar ia tidak melemparkan makanannya. Ajak anak ngobrol untuk meningkatkan kemampuan bicaranya.