KOMPAS.com - Pria juga sering memalsukan orgasme, itu mungkin pengetahuan yang baru Anda dapat. Yang jadi masalah, apakah Anda tahu kapan ia memalsukan orgasmenya? Sebab menurut Dr Abraham Morgentaler dalam bukunya, Why Men Fake It: The Totally Unexpected Truth, sepertiga dari perempuan ternyata tak mengetahui apakah pasangannya orgasme betulan atau pura-pura.
Alasan pria memalsukan orgasme sebenarnya sama saja dengan kaum perempuan, demikian menurut Morgentaler yang sudah 25 tahun mendalami orgasme pria. Sepertiga dari pria ternyata pernah pura-pura orgasme untuk menghindari kesalahpahaman dari pasangan. Kalau pasangannya tidak orgasme, perempuan umumnya mengira dirinya sudah tidak menarik lagi, tidak sanggup membuat pasangannya terangsang, atau pasangannya punya selingkuhan.
Banyak hal yang mendorong pria untuk pura-pura orgasme. Misalnya, karena pasangan terlihat hampir mencapai klimaks, sehingga mereka tertekan untuk segera mencapai klimaks juga. Seringkali pria juga beralasan terlalu lelah, terlalu memikirkan pekerjaan, atau sedang tidak mood, agar tidak menyinggung perasaan pasangan.
Mereka lantas berpura-pura mencapai klimaks, dengan cara mempercepat gerakannya, sesekali melenguh, melakukan dorongan untuk ejakulasi yang dramatis, lalu dengan tergesa-gesa menarik dirinya.
Yang tidak diperhatikan oleh kebanyakan perempuan adalah, menghilangnya cairan yang biasanya dikeluarkan oleh pria. Kalau memakai kondom, pria akan lebih mudah lagi mengelabui Anda. Ia bisa cepat-cepat menarik kondomnya dan membuangnya ke tempat sampah.
Kalau sesi bercinta dilakukan pada malam hari, pemalsuannya akan lebih mudah. Sebab, umumnya pria maupun wanita akan langsung tertidur usai bercinta. Siapa sih yang mau repot-repot mengamati "peninggalan" orgasme pada pasangannya?
Ditambah lagi, ejakulasi bukan indikasi sebenarnya bahwa pria orgasme. Ejakulasi dan orgasme merupakan dua proses terpisah, yang bisa terjadi tanpa diikuti yang lain. Dengan demikian, pria bisa ejakulasi tanpa orgasme, atau orgasme tanpa ejakulasi (meskipun lebih sulit dikontrol, dan butuh latihan untuk mencapainya).
Sumber: The Daily Mail
Editor :
Dini