Kompas.com - Sindrom kaki tak mau diam bukan cuma membuat penderitanya mengalami sulit tidur dan tidak nyaman. Menurut studi terbaru, gangguan pada kaki ini bisa membuat seorang pria beresiko tinggi mengalami susah ereksi.
Orang yang mengalami sindrom kaki tak mau diam (restless leg syndrome) kerap merasakan dorongan untuk menggerakkan kakinya, seperti menendang-nendang atau ingin berjalan-jalan. Para ahli mengaitkan kondisi ini dengan gangguan saraf, diabetes, atau kekurangan vitamin dan mineral.
Dalam penelitian terbaru yang menyurvei 10.394 pria, diketahui bahwa sindrom kaki tak mau diam ternyata juga berhubungan dengan kemampuan ereksi.
Para partisipan dalam studi ini sebagian adalah pria yang sehat dan sebagian lain menderita sindrom kaki tak mau diam. Mereka diminta mengisi kuesioner tentang fungsi ereksi mereka.
Sekitar enam tahun kemudian ketika ditindak lanjuti, sekitar 23,4 persen pria yang menderita sindrom kaki tak mau diam ternyata mengalami disfungsi ereksi. Bandingkan dengan gangguan sulit ereksi yang dialami pria tanpa sindrom kaki tak mau diam yang cuma 15,4 persen.
Para ahli menduga hal tersebut terkait dengan kekurangan dopamin, yang memang banyak diderita pria yang menderita sindrom kaki tak mau diam. Dopamin adalah salah satu neurotransmiter yang berfungsi mengontrol fungsi ereksi.
"Jika kadar dopamin rendah, bisa menyebabkan disfungsi ereksi," kata Xiang Gao, ketua peneliti dari Harvard Medical School.
Gao menambahkan, sindrom kaki tak mau diam bisa menjadi penanda risiko gangguan ereksi. Karena itu jika Anda menderita gangguan ini, konsultasikan kepada dokter untuk mengendalikan faktor risiko susah ereksi lainnya, seperti merokok, kegemukan, stres, atau kecemasan.