KOMPAS.com - Aktivitas yang berkaitan dengan mencuci, baik mencuci pakaian maupun peralatan makan, sudah menjadi kegiatan wajib sehari-hari. Tanpa kita sadari, aktivitas tersebut kerap membuat kita menggunakan air secara berlebihan demi memastikan bahwa pakaian atau peralatan makan telah benar-benar bersih dari busa cairan pembersih.
Untuk mengatasi masalah klasik penggunaan peralatan rumah tangga, Bosch and Siemens Home Appliances Group (BSH) meluncurkan produk-produk peralatan rumah tangga terbarunya di Indonesia. Produsen peralatan rumah tangga terbesar di Eropa ini ingin memperkenalkan produk yang hemat energi kepada pasar Indonesia, seperti mesin pencuci piring, mesin cuci pakaian, mesin pengering baju, oven, microwave, kompor, tudung asap, lemari es, hingga alat pengisap debu.
"Kami ingin memperkenalkan produk peralatan rumah tangga yang diproduksi menggunakan material berkualitas premium, dengan memperhatikan proses desain, pengerjaan, serta pengujian secara detail dalam setiap produknya," ujar Marc Hantscher, Regional CEO BSH, saat konferensi pers di Atrium Utama Lippo Mall Kemang, Jakarta, Sabtu (18/5/2013) lalu.
Bosch meyakini bahwa produknya akan sukses di pasar Indonesia. Keyakinan ini didasari keberhasilan mereka di beberapa negara Asia-Pasifik. Sebagai awal pengembangan bisnisnya di Indonesia, Bosch memperkenalkan dishwasher (mesin pencuci piring) Ecologixx i-Dos yang menawarkan daya cuci maksimal, konsumsi air yang minimum, dan banyaknya kemudahan program dan fungsi pada mesinnya.
"Kenapa kami percaya diri dengan (kegunaan) dishwasher ini, karena sejauh ini sudah ada respons dari masyarakat mengenai awareness mereka terhadap efektivitas dan hematnya energi yang digunakan dalam melakukan pencucian," tambah Direktur Marketing BSH Tantri Beekelaar.
Ecologixx i-Dos ditawarkan dengan harga sekitar Rp 16 juta. Bosch menawarkan garansi khusus kepada konsumen. Jika dalam 100 hari penggunaan produknya menimbulkan ketidakpuasan bagi konsumen, maka uang akan di-refund tanpa perlu menanyakan alasan ketidakpuasan mereka.
Editor :
Inggried Dwi Wedhaswary