KOMPAS.com - Varises atau pembesaran pembuluh darah pada kaki biasanya terjadi pada orang dewasa. Gangguan ini umumnya disebabkan oleh kebiasaan-kebiasaan tidak baik seperti berdiri atau duduk terlalu lama. Meski identik dengan orang dewasa, ternyata anak-anak juga bisa menderita varises.
Spesialis Bedah Vaskular RS Premier Bintaro dr. Suhartono, Sp.B(K)V mengatakan, varises mungkin saja terjadi pada anak, meskipun sangat jarang. Varises yang terjadi pada anak disebabkan oleh kelainan bawaan, bukan kebiasaan.
Suhartono memaparkan, kebiasaan buruk yang menyebabkan varises dilakukan dalam waktu yang lama. Meskipun anak melakukan kebiasaan buruk penyebab varises, namun jika terjadi kerusakan pada pembuluh darahnya, belum tentu menimbulkan varises.
"Maka pemeriksaan varises pada anak harus lebih tahap yang lebih lanjut. Tidak bisa dilakukan seperti pemeriksaan yang dilakukan pada orang dewasa," ujar Suhartono dalam konferensi pers pada peresmian Vascular Centre di RS Premier Bintaro, Tangerang Selatan, Minggu (26/5/2013).
Jika pemeriksaan varises pada orang dewasa meliputi pemeriksaan fisik dan ultrasonografi (USG), maka pada anak diperlukan pemeriksaan riwayat penyakit dari orangtua hingga keturunan-keturunan sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apabila varises disebabkan oleh faktor kelainan bawaan.
Varises dapat mengakibatkan komplikasi seperti luka sulit sembuh pada kaki, hingga penyumbatan pembuluh yang berakibat fatal.
Lantaran komplikasinya serius, Suhartono menyarankan agar tidak menyepelekan varises dengan mengetahui faktor risikonya. Selain kebiasaan banyak duduk dan berdiri, kebiasaan seperti merokok dan kurang aktivitas fisik juga meningkatkan kemungkinan menderita varises.