Kompas.com - Penyakit diabetes melitus memerlukan penanganan yang tepat untuk mencegah timbulnya komplikasi. Karena itu pasien diabetes diharapkan teratur memeriksakan diri demi mengontrol penyakitnya. Di tingkat layanan primer, selain di puskesmas pasien juga bisa memeriksakan penyakitnya ke pusat pembinaan terpadu (pusbindu).
Pusbindu dikelola masyarakat dengan kader yang sudah dilatih dokter. "Pusbindu ini mirip posyandu, fungsinya lebih kepada kontrol usai pengobatan," kata Direktur Penyakit Tidak Menular Dirjen P2PL Kementrian Kesehatan RI, Dr.Ekowati Rahajeng, SKM, M.Kes pada media briefing Partneship for Diabetes Control in Indonesia, Jumat (3/5).
Pelayanan yang bisa didapatkan pasien di pusbindu antara lain pengecekan kadar gula dan tekanan darah.
Saat ini ada sekitar 5000 pusbindu di seluruh Indonesia. Keberadaan pusbindu diklaim mulai menunjukkan hasil. Menurut data Kementrian Kesehatan saat ini mulai terjadi penurunan tingkat penderita kolesterol tinggi pada 2006 yang mencapai 2,6 persen dari seluruh penduduk Indonesia. dari sebelumnya 7,6 persen pada 2001.
"Kita mentargetkan untuk tahun ini ada 25 ribu kader yang bisa dilatih. Keberadaan pusbindu penting sebagai upaya mawas diri dari penyakit diabetes," ujar Eko.
Pentingnya pusbindu juga ditekankan Ketua Pengurus Besar Perhimpunan Endokrinologi Indonesia (PB-Perkeni), Prof.Dr.dr.Pradana Soewondo, SpPD-KEMD. "Terutama untuk cek teratur dan konseling faktor risiko diabetes," ujarnya.
Keberadaan pusbindu semakin penting mengingat banyak pasien yang masih malas memeriksakan diri. Pradana mengatakan 52,2 persen penderita PTM tidak pernah melakukan cek kesehatan, 51,3 persen tidak pernah mengecek tekanan darah, dan 88,8 persen tidak pernah memeriksakan kadar glukosanya.
Keberadaan pusbindu diharapkan memotivasi masyarakat untuk rutin memeriksakan kesehatan karena lokasinya yang berada di tengah-tengah masyarakat. Pradana berharap jumlah pusbindu bisa terus ditambah. "Kita berkaca pada posyandu. Saat ini jumlahnya mencapai 220 ribu dan berjasa ikut menurunkan angka kematian bayi. Sebaiknya pusbindu menirunya," kata Pradana.