KOMPAS.com - Menghindari diabetes juga bisa dimulai dengan menghindari paparan polusi. Sebuah penelitian dari Jerman mengatakan, anak yang terkena paparan polusi udara dalam waktu lama memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan resistensi insulin, pemicu diabetes.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Diabetologica ini mengatakan, banyak penelitian sebelumnya yang sudah menemukan hubungan antara paparan polusi udara dengan risiko penyakit jantung dan pengerasan pembuluh darah, namun masih sedikit yang mengaitkannya pada diabetes.
Dalam studi ini, para peneliti menganalisa sampel darah dari 397 anak yang berusia 10 tahun. Mereka juga memperkirakan paparan polusi udara yang diterima anak-anak dengan menganalisa emisi kendaraan, kepadatan populasi, dan tempat tinggal anak-anak.
Penelitian mengungkap, anak-anak yang sering terpapar polusi udara memiliki kadar insulin yang signifikan lebih tinggi daripada anak-anak yang tinggal di daerah yang rendah polusi.
Peneliti studi Joachim Heinrich mengatakan, ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa polusi udara berhubungan dengan berat badan lahir dan penghambatan pertumbuhan. Keduanya sudah diketahui sebagai faktor risiko diabetes tipe dua.
"Hal inilah yang mungkin membuat orang berspekulasi bahwa berat badan lahir rendah lah yang meningkatkan risiko diabetes, bukan paparan polusi udara. Padahal kami melakukan penelitian pada bayi yang memiliki berat badan normal, yaitu di atas 2,5 kg, sehingga paparan polusi mungkin adalah faktor yang meningkatkan risiko tersebut," papar Heinrich.
Para peneliti berencana untuk melanjutkan studi ini dengan mengikuti anak-anak ini hingga dewasa. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apabila hasil ini dapat diterjemahkan pada orang dewasa.