KOMPAS.com - Bulan Ramadhan memang masih cukup lama, tapi desainer Itang Yunasz sepertinya tidak sabar untuk mengeluarkan koleksi rancangan terbarunya yang terinspirasi dari rempah-rempah dan motif tenun khas Indonesia. Koleksinya terdiri atas 90 busana muslim wanita di bawah label Kamilaa, dan 45 busana muslim pria dari lini Preview.
Keragaman warna-warni rempah diolah sedemikian rupa dan menjelma menjadi rentang busana dengan warna yang lebar. Dari warna terang seperti merah, biru, oranye, dan hijau, hingga warna pastel seperti nude, merah muda, toska, dan kuning muda.
Ragam warna itu lalu juga berpadu dengan motif cetak tenun yang diambil dari berbagai daerah di Indonesia. Di antaranya motif dari suku Dayak di Tanah Borneo untuk busana wanita, dan motif tenun Palembang, Padang, dan Arabesque untuk busana pria.
"Indonesia itu kaya sekali dengan rempah-rempah dan motif tenunnya, saya yakin ini bisa menjadi koleksi yang menginspirasi," ujar Itang, dalam pagelaran busana yang ia beri tajuk "Spice Trail: Festive to Ramadhan", di Atrium Pasar Regional Tanah Abang Blok B, Jakarta, Selasa (28/5/2013)
Sesuai dengan tema yang dia usung, Spice Trail, Itang tidak hanya mengilhami ragam warna rempah dari Tanah Air tapi juga dari apa yang ia temui dalam perjalanannya ke negeri-negeri seberang seperti India, Maroko, hingga Dubai. Inilah yang kemudian ia wujudkan dalam koleksinya kali ini, yang menurut desainer berusia 54 tahun itu disebut sebagai busana sopan.
"Karena tidak hanya muslim, wanita non muslim pun sebenarnya bisa mengenakan koleksi saya ini," ujarnya beralasan.
Dari lini Kamilaa (busana untuk wanita), Itang menampilkan ragam kaftan, blus, rok ,dan celana. Kaftan-kaftan itu dikembangkan dengan berbagai modifikasi. Pada awal peragaan, Itang menyuguhkan warna putih total dari atas sampai bawah. Aksesori atau ornamen hanya tampil sedikit di bagian dada.
Lalu berangsur-angsur, kaftan berbagai warna bermunculan. Hingga mencolok dengan warna neon seperti biru, merah muda, dan hijau.
Di sesi kedua, tampil kaftan dengan motif Dayak yang kental, baik di seluruh bagian busana, maupun hanya untuk atasan atau bawahan. Di beberapa set, Itang bermain-main dengan blus, rok, dan celana. Aksen di bagian lengan yang berlipit membuat koleksi ini berkesan mewah dan elegan.
Motif-motif itu juga ada yang diaplikasikan dengan menggunakan teknik sulam halus (embroidery) di atas bahan-bahan yang berkesan jatuh seperti katun, jersey, double jaquard, dan sifon. Membuatnya tampil lebih feminin dan anggun, serta pas untuk semua bentuk tubuh, dari yang berisi sampai ramping sekalipun. Yang menarik dari koleksi Kamilaa adalah bagaimanapun longgarnya busana namun tetap berkesan melangsingkan.
Sementara lini busana muslim untuk pria tampil kasual. Itang memasukkan motif tenun Palembang, Padang, dan Arabesque (bunga-bunga yang bersulur) yang tersulam di bagian dada, lengan, atau ujung lengan.
Motif-motif tersebut hadir dalam warna kontras, senada, atau pun monokromatik yang nyaris tampak seperti motif bahan itu sendiri. Koleksi ini didominasi warna dasar putih, krem, dan hitam. Melengkapi atasan, koleksi celana yang dikeluarkan Preview merentang dari celana kargo, jodhpur, pareo, sarual, galembong, hingga celana batik. Pilihannya jadi lebih beragam buat pria.
"Saya yakin seperti tahun lalu banyak yang contek karya rancangan saya, kali ini pun saya siap jika ini menjadi incaran dan dipakai banyak orang," ujar Itang.
Editor :
Dini