KOMPAS.com - Menabung pangkal kaya, ungkapan ini mungkin sudah sering kali kita dengar. Tapi mengapa kita kerap kesulitan untuk melakukannya? Sebelum penyesalan datang, ada baiknya segera diperbaiki.
1. "Gimana mau nabung, gajinya saja pas-pasan"
Uang enggak pernah cukup menjadi alasan klasik yang dipakai banyak orang untuk tidak menabung. Benar enggak sih tiap bulan kita selalu kehabisan uang? Apa iya gaji kita kekecilan? Menurut pakar keuangan, seberapa banyak pun uang yang kita miliki tetap saja kita akan lebih senang untuk menghabiskannya daripada ditabung.
Do: Berkomitmenlah untuk menghilangkan sebanyak mungkin kebocoran-kebocoran yang Anda bisa. Anda akan terkejut melihat betapa banyaknya uang tambahan yang Anda miliki dalam anggaran.
2. "Uangnya sudah habis buat bayar tagihan"
Aturan pertama dalam menyelamatkan uang Anda adalah "membayar" diri Anda terlebih dulu sebelum melakukan hal-hal lain. Sayangnya, aturan ini seringkali dilanggar. Begitu menerima gaji, kita akan sibuk di depan ATM untuk membayar ini-itu, sehingga gaji pun lenyap tanpa bekas. Ketika mau menabung, kita baru sadar bahwa tidak ada yang tersisa.
Do: Cara terbaik adalah membuat proses penyisihan uang secara otomatis. Pergilah ke bank dan buat instruksi debit otomatis dari rekening penerima gaji ke rekening tabungan atau investasi yang dimaksud. Untuk pemula, jumlahnya cukup 5 persen dari penghasilan rutin, kemudian setiap 6 bulan lakukan peningkatan presentase hingga mencapai target 30 persen. Bila ada penghasilan tambahan, gunakan uang tersebut untuk melunasi seluruh utang yang dimiliki.
3. "Ke bank? Mana sempat?"
Baru membayangkan mesti antre di bank untuk menabung yang hanya beberapa ratus ribu saja sudah bikin malas, apalagi kalau beneran itu yang terjadi. Anda merasa usaha yang dikeluarkan lebih besar daripada jumlah uang yang akan ditabung. Daripada waktu habis untuk antre di bank, Anda lebih suka memanfaatkannya untuk hal lain.
Do: Anda tidak harus pergi ke bank setiap akan menabung. Cukup manfaatkan fasilitas yang disediakan bank, misalnya auto debet, setoran tunai yang ada di mal-mal, internet banking, dan sebagainya.
4. "Enggak ada uang nganggur"
Niat menabung sih ada, tapi apa daya, gaji tiap bulan selalu untuk membayar kebutuhan hidup sehari-hari. Mulai dari transportasi, makan, telepon, listrik, belum lagi belanja bulanan. Yang menjengkelkan, setiap tahun harga barang-barang selalu naik, sehingga semakin kecil lah kemungkinan ada uang sisa.
Do: Kita memang tidak bisa mengendalikan harga barang. Namun, kita bisa mengendalikan pengeluaran dan pemakaian. Mulailah dengan mengganti produk elektronik dengan yang hemat energi. Lalu, bijaklah dalam berbelanja. Manfaatkan juga potongan-potongan harga yang biasa ditawarkan oleh supermarket dan pusat perbelanjaan lainnya. Selain itu, jangan malu untuk mengambil penawaran-penawaran menarik yang bisa menghemat kantong, seperti dari provider telepon, tv kabel, dan sebagainya.
5. "Menyia-nyiakan waktu senggang"
Setiap orang tentu butuh waktu untuk rileks dan me-recharge energi di rumah, tapi apakah kita memang perlu menghabiskan waktu 5 jam di depan televisi atau menonton video berjam-jam setiap hari? Padahal Anda bisa memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan yang bisa menghasilkan uang.
Do: Cobalah mengubah mindset Anda dari konsumen menjadi kreator atau produsen. Ya, Anda bisa memanfaatkan waktu senggang dengan melakukan kegiatan yang Anda senangi dan menghasilkan uang. Misalnya saja, bila senang fashion dan tidak bisa lepas dari internet, Anda bisa membuat butik online, blog, dan sebagainya.
(CHIC/Ika Nurul Syifaa/Equita Maulidya)
Editor :
Dini