KOMPAS.com – Kebersamaan waktu dengan keluarga, biasanya merupakan inisiatif orangtua, baik ayah atau ibu. Tetapi, bagaimana jika orangtua tidak memiliki inisiatif untuk melakukan itu, lalu anak ingin mempunyai kebersamaan waktu tersebut. Apa yang harus ia lakukan?
Jika keluarga Anda tidak memiliki kebiasaan untuk meluangkan waktu bersama, tak ada salahnya untuk dimulai dari sekarang. Dan jika orangtua Anda tidak terbiasa melakukannya, tak ada salahnya Anda sebagai anak yang memulai tradisi kebersamaan tersebut.
Menurut psikolog keluarga Anna Surti Ariani, Psi, walau selama ini biasanya ibu yang menjadi tokoh paling berpengaruh untuk mengumpulkan keluarga, tak berarti anak tak bisa mengambil inisiatif lebih dulu. Ketika anak mengetahui kebiasaan orangtuanya saat sedang menikmati suasana santai, ia dapat memanfaatkan momen tersebut sebagai momen kumpul bersama.
"Tidak selamanya waktu bersama harus dimulai dari orangtua; anak juga bisa memulai untuk membangun kebersamaan itu. Mulailah dengan obrolan kecil, hingga sudah menemukan rasa nyaman orangtua. Jadi memang anak yang harus mengenali terlebih dahulu apa yang disukai oleh orangtuanya sebelum mulai menciptakan waktu kebersamaan itu," paparnya kepada KompasFemale, ketika berbincang seusai talkshow bersama SariWangi di restoran Kembang Goela, Jakarta, Selasa (4/6/2013).
Setelah waktu kebersamaan tersebut dapat dilakukan secara rutin, kebersamaan untuk mengenal satu sama lain jadi makin tercipta. Hasilnya, akan ada efek membantu memecahkan masalah keluarga bersama.
"Dengan mulai mendekatkan diri pada orangtua melalui obrolan, lama-kelamaan orangtua juga akan merasakan kedekatan dengan sang anak. Setelah semua terlaksana secara rutin, akan menjadi kebiasaan. Lalu akan bangkit keinginan serupa para diri orangtua, bahwa sang anak ingin mempunyai waktu bersama orangtuanya. Selanjutnya, diharapkan orangtua yang akan mulai berinisiatif untuk meluangkan waktu bersama anak-anaknya," paparnya
Editor :
Dini
.png)
