KOMPAS.com - Semakin tua usia seseorang, fungsi organ-organnya pun semakin menurun. Maka kemungkinan mereka untuk mengalami disfungsi ereksi (DE) pun semakin tinggi. Namun sebuah studi baru yang dipublikasi dalam The Journal of Sexual Medicine menemukan, saat ini semakin banyak orang usia muda yang didiagnosa dengan DE.
Selama ini DE lebih dikenal sebagai gangguan yang dialami oleh orang tua. Secara statistik prevalensi DE baru ditemukan pada pria yang berusia lebih dari 40 tahun.
Studi baru yang diketuai oleh dr. Paolo Capogrossi dari University Vita-Salute San Raffaele di Itali menemukan masalah yang dianggap sebagai masalah orang tua ini ternyata semakin banyak dialami oleh orang usia muda. Mekipun studi-studi sebelumnya menemukan DE yang dialami orang usia muda lebih banyak dikarenakan faktor psikologis, namun studi ini mencoba mengubahnya.
DE merupakan kondisi pria tidak dapat mencapai atau mempertahankan ereksi sehingga sulit untuk melakukan penetrasi saat berhubungan seksual. DE dapat menjadi indikator dari permasalahan kesehatan yang lebih serius, seperti penyakit jantung ataupun aliran darah.
Para peneliti mengatakan, DE dapat menjadi cerminan dari kesehatan pria secara keseluruhan. Pasalnya kemampuan ereksi pria berhubungan dengan aliran darah yang baik ke alat kelamin. Maka jika ereksi tidak lancar, kemungkinan besar ada masalah di aliran darah.
Editor utama The Journal of Sexual Medicine Irwin Goldstein mengatakan, secara klinis orang yang mengalami DE di usia muda utamanya disebabkan faktor psikologis sehingga tidak membutuhkan pemeriksaan fisik. Namun kini kita harus memperhitungkan pemeriksaan fisik terutama aliran darahnya untuk mengindentifikasi penyakit pada pembuluh darah.
"Hal ini dikarenakan hasilnya sangat relevan untuk kesehatan pria secara umum dan jangka panjang," ujarnya.
Tim peneliti menganalisa data klinis dari 439 pasien di segala usia. Sebanyak 140 pasien berusia 40 tahun atau kurang. Peserta yang mudah umumnya lebih sehat dan terbebas dari penyakit dibandingkan peserta yang tua. Kemudian para peserta menjalani pengukuran DE.
Hasilnya satu dari empat pasien yang berusia kurang dari 40 tahun mengalami DE. Bahkan setengah dari mereka mengalami tingkat keparahan DE yang hampir sama seperti pasien yang berusia lebih tua. Seperti halnya pada orang berusia lanjut, DE pada orang usia muda juga dapat menjadi indikasi dari kesehatan secara umum pasien.
Pada orang yang lebih muda, faktor seperti merokok dan menggunakan obat-obatan merupakan pemicu mereka mengalami DE. Maka para peneliti menarik kesimpulan, rokok dan obat-obatan berhubungan erat dengan risiko DE.