KOMPAS.com - Desainer Ferry Sunarto baru saja memamerkan koleksi kebayanya di Istana Kerajaan Schloss Buckeburg, Jerman. Beberapa tamu kerajaan melontarkan pujian, ada juga yang mengungkapkan bahwa koleksi kebaya tersebut bisa membuat iri perancang Lebanon ternama, Elie Saab.
Untuk kali pertamanya, Ferry mendapat kesempatan membawa koleksi haute couture (adi busana) miliknya di hadapan publik Jerman. Kesempatan ini tentu tak hanya akan mengangkat namanya, tetapi juga nama Indonesia di hadapan anggota kerajaan dan para tamu istimewa negara Jerman.
"Senang sekali ketika ada yang mengapresiasi, bilang kalau Elie Saab bisa iri kalau saja dia melihat koleksi saya atau mirip sekali dengan busana yang dikenakan Kate Middleton. Rasanya misi saya sukses," ujar Ferry, saat dihubungi di Jakarta, Selasa (18/6/2013) lalu.
Ferry menuntaskan peragaannya pada 31 Mei hingga 2 Juni lalu. Total ada sepuluh koleksi adi busana berupa kebaya yang ia tampilkan. Para model berjalan menyusuri runway yang sudah disiapkan di sepanjang koridor istana. Menurut Ferry, usai peragaan sejumlah pengunjung langsung memesan kebaya untuknya.
"Siapa mengira, meski kebaya yang saya bikin sudah ada penyesuaian dengan sentuhan modern, mereka masih mengenali pakem kebaya tradisional, dan ini membanggakan buat saya," ujar Ferry menambahkan.
Menurut Ferry, misinya cukup berhasil karena bisa meyakinkan publik di Eropa, khususnya Jerman, untuk mengenali bahwa kebaya adalah busana khas Indonesia. Sama halnya dengan busana seperti cheongsam dari China atau kimono dari Jepang.
Seperti apa perjalanan mendebarkan tampil di hadapan anggota kerajaan dan tamu istana, Ferry Sunarto membeberkan ceritanya.
Saat sampai di Jerman, cuaca sedang musim dingin. Ferry datang bersama rombongan yang terdiri atas staf Promosi Luar Negeri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan beberapa peserta lain seperti Red Batik Karnaval dari Jember, sejumlah pembatik dan para pemusik jazz. Semuanya adalah delegasi Indonesia yang akan tampil dalam sebuah ajang kerjasama promosi Pariwisata Indonesia dan Jerman yang berlangsung di istana Kerajaan Schloss Buckerberg, satu setengah jam dari dari kota Hannover, Jerman.
Agenda ini merupakan pesta tahunan yang merupakan pesta rakyat untuk umum dan dibuka khusus satu tahun sekali oleh Pangeran Alexanderf Schaumburg-Lippe. Dalam kesempatan tahun ini, Indonesia dipilih sebagai inspirasi pesta tersebut dengan tema Wonderful Indonesia. Maka, Indonesia sekaligus menjadi tuan rumah dengan menghadirkan "Indonesia" di istana, dan memamerkan beragam kekayaan produk budayanya.
Peragaan busana Ferry sendiri digelar eksklusif di dalam Banquet Hall Istana dan dihadiri 150 tamu VIP Kerajaan. Ferry mengaku terlibat langsung untuk urusan koreografi para model asal Jerman yang akan melenggang di sepanjang koridor yang sudah disiapkan dengan iringan lagu Melati Putih karya Guruh Soekarno Putra. Pada malam peragaan, Pangeran Alexander menjadi host, didampingi Duta Besar Republik Indonesia untuk Berlin, DR Edi Pratomo.
Sehari setelah show berlangsung, kata Ferry, dia bersama Direktur Promosi Luar Negeri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Nia Niscaya, diminta untuk bertemu secara privat di ruang tamu Puteri Nadja Anna Zsoek untuk melakukan fitting kebaya. Ini menjadi momen yang penting buat Ferry untuk mengenalkan kebaya lebih jauh dari dekat.
Di hari terakhir, sebelum kembali ke Indonesia, Ferry kembali menggelar peragaan busana tapi kali ini di luar area istana. Bedanya, ia turut menampilkan putri batik asal Indonesia bernama Sekar, dan acara ini menjadi bagian dari Fashion Closing Parade. Yang mengharukan, kata Ferry ketika bendera merah putih Indonesia turut dibawa serta.
Dengan rentetan peristiwa dan kesempatan yang dilaluinya, Ferry Sunarto merasa puas sekaligus bangga bisa mengenalkan kebaya Indonesia di hadapan anggota kerajaan dan publik Jerman. Setidaknya satu langkah mengusung kebaya untuk dikenal di dunia internasional sudah dilakukan. "Supaya mereka yang di Eropa juga tahu, bahwa kebaya itu asalnya dari Indonesia," ujarnya.
Editor :
Dini