KOMPAS.com - Sulaman dan manik-manik adalah hiasan yang di tangan Biyan menjadi rancangan yang mengesankan. Baik itu ditempatkan di jaket, jubah, blus, rok, sarung, ataupun gaun. Dalam koleksi yang ia beri nama "Postcard" hiasan-hiasan itu menjadikan koleksi busana yang mengundang decak kagum.
Koleksi tersebut ditampilkan Biyan dalam perayaan 30 tahun dirinya berkarya di dunia fashion, di Ballroom Hotel Mulia Senayan, Jakarta pada Rabu (5/6/2013). Total lebih kurang 100 outfit busana perempuan ditampilkan dengan rentang busana yang bervariasi.
Beberapa potongan busana tersebut cukup menonjol dengan kombinasi atau perpaduan bahan. Antara jaman dulu dan pengaruh kekinian atau persilangan siluet maskulin dengan spirit yang feminin, melalui padupadan jaket dengan rok berenda overlayer di atas celana. Ada juga dress tulle yang feminin dipadu short pants.
Di beberapa outfit Biyan mencoba perpaduan esensi busana Jawa dengan konsep seragam yang melahirkan busana dengan karakter androgini, gagah tapi tetap tampak cantik. Dia juga menggunakan jarik dan kebaya yang kali ini dieksplorasi melalui variasi volume, siluet, serta perpaduan bahan dan corak. Ini menjadikan beberapa koleksi tampak lebih beragam dan segar.
Untuk komposisi, ada beberapa yang sangat kentara menggunakan overlayering dengan spirit urban yang membuat busana berkesan sangat muda dan chic. Namun, kesan romantis dan sophisticated-nya masih tetap ada. Ini bisa dilihat dari beberapa koleksi dengan dominasi warna pastelnya.
Lalu, ada koleksi motif cetak yang menggunakan batik, sarung, serta kerajinan tikar. Semuanya hadir melalui corak motif yang dibuat berukuran besar dengan perpaduan warna menjadi komposisi yang baru. Nah di bagian ini, ada detail palet warna khas Biyan yakni dusty pastel lembut yang tampil kontras dengan warna sogan, biru tua dan hitam.
Hampir di semua outfit Biyan memanfaatkan pilihan berbahan ringan, seperti organza, tulle dan light silk. Ada juga beberapa diantaranya dipadukan dengan cara yang tak biasa seperti kain transparan bermotif cetak dengan sulaman yang ditabrak dengan renda. Atau kain sutra bermotif cetak diaplikasi dalam bentuk bordiran di atas kain tulle yang transparan.
Yang menarik adalah kekayaan detail yang dimain-mainkan dalam koleksi kali ini. Motif bunga-bungaan atau burung, serta mosaik tertentu menjadikan koleksi "Postcard" ini menarik untuk dilihat. Akan lebih berkesan lagi sebenarnya kalau bisa menyentuh, tidak berjarak dengannya.
Kenapa diberi judul "Postcard"? Kata Biyan, dalam merancang koleksi ini ia terpikir dengan kartu-kartu pos yang menemaninya selama 30 tahun menjalani profesi sebagai desainer. Dulu, dia mengaku kerap berpindah-pindah tempat dan mengoleksi kartu pos.
"Sekarang kartu pos sudah jarang digunakan dan menjadi langka, karena digantikan oleh instagram atau path," ujarnya lugas.
Koleksi "Postcard" lalu menjadi semacam memorabilia histori, budaya sekaligus warisan atas perjalanan yang sudah ditempuh Biyan selama tiga dekade. Baik itu perjalanan di dalam, maupun luar negeri yang ia jalani. Layaknya, sebuah perpindahan memori ke dalam rancangan yang modern dan anggun, atas perayaan untuk perempuan Indonesia.
Dalam pergelaran busananya kali ini, Biyan didukung oleh Unilever lewat brand Pond's Indonesia.
Editor :
wawa