KOMPAS.com – Tidak hanya itu, para alumni ESMOD pun membuktikan mereka mampu bersaing di industri mode Tanah Air, seperti Khanaan Shamlan, Arlen, Albert Yanuar, Imelda Kartini, dan Hian Tjen.
Selama lebih dari 16 tahun, ESMOD Jakarta meluluskan alumni yang mampu bekerja di berbagai industri mode Indonesia dan mancanegara. Untuk ketiga kalinya selama perayaan kelulusan siswa sekolah mode ini, mereka mengajak para alumni yang telah sukses untuk ikut menggelar peragaan busana.
Diundangnya para alumni dalam acara kelulusan, yang kali ini bertema Infashion Esmod Fashion Festival 2013, tentu memberikan manfaat tersendiri bagi para siswa baru maupun lulusan baru. Momen ini sekaligus sebagai ungkapan terima kasih para alumni atas berbagai ilmu yang didapat selama belajar di ESMOD.
"Meski aku hanya ambil program one year short course, banyak manfaatnya untuk pengembangan kemampuan aku. Yang tadinya aku tidak memahami bagaimana pola busana, aku diarahkan secara detail sehingga berguna hingga sekarang," tutur Arlen, salah satu alumni, kepada Kompas Female, saat konferensi pers di Skeeno Hall, Gandaria City, Jakarta, Jumat (7/6/2013) lalu.
Selama bersekolah, Arlen merasa benar-benar dibentuk arah desainnya, digali kemampuannya, hingga diajarkan membuat konsep, yang menjadi kelebihan masing-masing siswa. Hal yang sama juga dikatakan oleh alumni lainnya, Khanaan Shamlan. Ia menuturkan bagaimana selama sekolah di ESMOD dikenalkan dengan tekstil, teknik komposisi, hingga detail lainnya.
Sepertinya, ilmu itu terlihat pada koleksi busana mereka yang digelar saat fashion show. Peragaan busananya dibagi menjadi dua sesi, yaitu sesi pertama diisi oleh Arlen dengan rancangan busana muslim siap pakai, dan Khanaan dengan keindahan batik pekalongan yang ia ubah dengan motif yang lebih modern.
Arlen mengambil tema Electric Fun Floral untuk brand busana muslim Step Up. Sebanyak 20 koleksi busananya didominasi oleh motif bunga dan warna-warna yang bervariatif.
"Step up image-nya sudah melekat dengan warna-warni, karena aku sendiri lebih suka mix and match. Untuk material bahan, aku mengikuti keinginan pasar, jadi memang masih identik dengan penggunaan kaus," paparnya.
Sedangkan, Khanaan mengangkat tema Black Invasion yang terinspirasi oleh warna hitam, yang menjadi warna dominan dalam koleksinya. Menggunakan material bahan chiffon silk, thai silk, crepe silk, dan juga lace, garis desainnya terpengaruh oleh gaya wanita pada tahun '40-an.
"Aku mengangkat motif batik kupu-kupu, bunga rambat, dan juga tejo. Karena kebetulan orangtua aku adalah pengusaha batik di Pekalongan, makanya aku selalu menampilkan batik dalam setiap koleksiku. Dan sekarang diangkat dengan lebih modern," ujar Khanaan.
Gaun panjang, blus, dan baju luaran dengan detail embroideri serta bloking motif, ditampilkan dengan kombinasi warna hitam dan warna-warna nude, coklat muda, abu-abu, ungu, dan hijau. Ia menujukan rancangannya yang bermotif batik jawa yang kental untuk wanita dewasa.
Pada sesi kedua, hadir tiga perancang busana, Albert Yanuar, Imelda Kartini, dan Hian Tjen. Beda dengan kedua desainer sebelumnya yang menampilkan koleksi ready-to-wear, mereka bertiga justru memberikan desain busana couture.
Albert Yanuar mengangkat tema La Vie Des Roses untuk 15 koleksi gaun cocktail, ball gown, dan gaun pengantin. "Koleksi ini terinspirasi dari proses pembentukan bunga mawar dari mulai akar sampai bersemi," ujarnya.
Warna-warna putih, pink, fuschia, dan merah mendominasi rancangannya. Dengan menggunakan aplikasi tiga dimensi dan patch brukat, Albert menata desain busananya secara geometris, sehingga membentuk rangkaian pola motif yang indah dan berstruktur.
Sementara itu, Imelda Kartini mengambil tema Late Antiquity, yang terinspirasi dari transisi jaman klasik ke abad pertengahan di dataran Eropa dan mediterania. Permainan rok bervolume, motif baroque, dan variasi potongan peplum, tampak pada 15 koleksi Imelda.
"Banyak orang bilang rok bervolume itu berat, tapi saya membuatnya di sini terlihat ringan serta mudah," jelasnya.
Penggunaan bahan seperti lace, tulle, dan shantung silk, menghasilkan detail cantik yang dipadukan dengan aplikasi bordir motif klasik. Warna-warna pastel, gold, dan hitam, menggambarkan tema yang Imelda usung pada koleksinya kali ini.
Sebagai puncak penutup pagelaran para alumni malam itu, Hian Tjen menampilan 15 koleksi rancangannya yang bertema Translucent. "Tema ini terinspirasi dari keseksian seorang wanita misterius yang kuat dengan aroma mistisnya," paparnya.
Busana transparan dengan cutting yang pas di badan tampil dengan warna-warna pucat dan dusty. Secara keseluruhan, koleksinya menampilkan kesan seksi, elegan, dan mewah pada pemakainya.
Editor :
Dini