KOMPAS.com - Jika dikalkulasikan, sekitar 61 persen orang Indonesia mengaku pernah menjadi freelancer (sebuah bentuk dari pekerjaan outsource). Sampai saat ini, Indonesia memiliki 16 juta pekerja outsource, atau sekitar 40 persen dari jumlah total 41 juta pekerja di Indonesia. Sadar atau tidak, freelancer merupakan kontributor penting untuk meningkatkan perekonomian Indonesia.
Meski begitu, menjadi freelancer menimbulkan ketidakpastian dan kesulitan sendiri. Tak jarang, seorang freelancer menghadapi masalah dengan beban kerja, manajemen waktu, kurang dukungan keahlian jangka panjang, networking, asuransi kesehatan, kemudahan kredit, dan lain-lainnya.
Menyadari pentingnya keberadaan dan posisi freelancer sebagai salah satu golongan pekerja yang hak kerjanya masih terabaikan, sekelompok freelancer profesional di Indonesia membentuk sebuah komunitas sebagai wadah berkumpul dan sharing para freelancer, yaitu Indonesia Freelancer Association (IFA).
"IFA pada dasarnya adalah sebuah organisasi non-profit yang didedikasikan unyuk memperbaiki kualitas kehidupan bagi para freelancer Indonesia," ungkap Daniel G. Pratidya, Presiden IFA, saat peluncuran IFA di Rolling Stone Cafe, Jakarta Selatan, Rabu (5/6/2013) lalu.
Daniel menambahkan bahwa pembentukan IFA ini bertujuan untuk mempromosikan para pekerja lepas sebagai suatu solusi pragmatis bagi masalah ketenagakerjaan Indonesia. Selain itu IFA juga menjadi mediator untuk meneruskan tujuan serta aspirasi para freelancer dalam berbagai hal, termasuk hak atas pinjaman dan asuransi kesehatan.
Melalui IFA, para freelancer dari semua kategori pekerjaan bisa berbagi inspirasi, motivasi, dan pengalaman, masalah, bahkan berbagi info pekerjaan.
"Dalam program kerja dua tahunannya, IFA dipenuhi dengan rencana meet-up untuk pengembangan kualitas diri para member agar menjadi seorang freelancer yang lebih berkualitas dan dipekerjakan banyak perusahaan," tambahnya.
Meet-up ini akan membahas berbagai tema yang disesuaikan dengan keahlian yang dibutuhkan para member-nya. Selain itu, materi-materi seminar kecil ini juga akan diberikan oleh orang yang ahli dibidangnya.
Ke depan, Daniel berharap IFA dapat menjadi sebuah organisasi formal yang diakui pemerintah. Pada akhirnya, seorang freelancer bisa diakui sebagai salah satu bentuk entrepreneurship di Indonesia, dan status pekerjaannya tak lagi dipandang sebelah mata.
Editor :
Dini