KOMPAS.com - Jika berat badan meroket, orang cenderung menyalahkan ketidakdisiplinan berolahraga dan pola makan mereka yang salah. Namun sebenarnya ada juga faktor lain yang secara mengejutkan mengacaukan angka pada timbangan Anda, yakni kepribadian.
Menurut sebuah studi baru yang dipresentasikan dalam American Psychological Association di Honolulu, Hawaii, kepribadian tertentu dapat mempengaruhi berat badan dan dikaitkan dengan epidemi obesitas. Kepribadian seperti apa itu?
Dari empat studi yang dilakukan pada lebih dari 8.900 orang, para peneliti menemukan orang-orang tertentu cenderung untuk memiliki indeks massa tubuh yang lebih tinggi. Kepribadian tersebut antara lain kepribadian sensitif seperti mudah marah, cemas, sedih, dan kesepian, serta kepribadian yang ceroboh seperti tidak disiplin, tidak terorganisasi dengan baik, dan mudah terdistraksi.
Menurut penulis studi Angelina Sutin, asisten profesor di Florida State University, orang memiliki salah satu kepribadian tersebut menghadapi risiko obesitas yang tinggi. Menariknya, jika memiliki kedua kepribadian tersebut, risiko obesitas justru menurun.
"Tentu saja, tidak semua orang dengan kepribadian tersebut secara langsung mengalami obesitas. Sebaliknya, kepribadian tersebut hanya meningkatkan kecenderungan sikap yang memicu kenaikan berat badan," ujarnya.
Sutin mencontohkan, orang dengan kepribadian sensitif umumnya lebih mudah stres sehingga cenderung termakan nafsu untuk makan lebih banyak. Sementara itu, orang yang tidak disiplin dan tidak terorganisasi cenderung lebih sulit untuk merencanakan makanan sehat dan taat pada pola makan sehat dan olahraga teratur.
"Namun kepribadian bukan sesuatu yang sangat stabil dan bisa berubah jika diinginkan," tandasnya.
Karena itu, jangan takut dengan risiko obesitas jika merasa memiliki salah satu kepribadian tersebut. Dengan usaha menghindari sikap tidak sehat, tentu berat badan akan tetap terjaga.