Liputan6.com, Jakarta: Hormon seks tampaknya tidak berhubungan dengan pilihan karier seseorang. Alasannya, umumnya pilihan karier dan pekerjaan lebih didasarkan pada minat dan bakat seseorang, meski kadang-kadang juga ditentukan latar pendidikan. Namun khusus wanita, hormon seks ternyata mempengaruhi dalam menyeleksi pekerjaan.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Hormone and Behavior mengungkapkan, kondisi bawaan dari sistem reproduksi wanita juga mempengaruhi pilihan karier. Kondisi yang dimaksud adalah komposisi hormon, hormon seks yang menentukan apa yang lebih dominan, Senin (19/9).
Wanita dengan kondisi hormon itu disebut Congenital adrenal hyperplasia (CAH) yang mengalami gangguan pada aktivitas enzym 21-hydroxylase. Gangguan ini memacu aktivitas di kelenjar adrenal, menyebabkan produksi hormon androgen yang biasanya lebih dominan pada laki-laki menjadi berlimpah.
Meskipun secara fisik masih terlihat feminin, bagi wanita dengan CAH cenderung menyerupai laki-laki. Salah satu sifat yang dipengaruhi adalah minat dalam memilih jenis karier atau pekerjaan yang ingin diduduki.
Dalam sebuah survei yang dilakukan pada sejumlah responden, responden wanita yang secara klinis didiagnosis dengan CAH cenderung memilih pekerjaan yang berbeda daripada wanita pada umumnya. Mereka lebih memilih bekerja seperti pilihan pilihan responden laki-laki.
Pekerjaan yang lebih dipilih laki-laki dan perempuan dengan CAH seperti pekerjaan yang berorientasi pada objek seperti ilmu pengetahuan, teknologi, mekanik, dan matematika.
Sementara pada perempuan dengan hormon seks normal memilih jenis pekerjaan yang umumnya seperti guru dan seniman. Jadi hormon seks mempunyai pengaruh yang sangat kuat, khususnya androgen mempengaruhi ketertarikan perempuan dalam memilih pekerjaan.(endhealth/MEL)