Liputan6.com, Jakarta: Pernahkah Anda mendengarkan gigi anak Anda bergemeretak saat tidur. Bunyinya tentu sangat mengganggu, tapi bukan itu saja, kebiasaan mengerat gigi seperti itu tentu tidak sehat. Jadi, jangan dibiarkan begitu saja.
Gerakan mengerat gigi atau dalam bahasa kedokteran disebut "bruxism", jika dilakukan dalam jangka waktu yang panjang, dapat mengikis lapisan-lapisan gigi sehingga gigi menjadi aus.
drg. Martha Mozartha menjelaskan, kebiasaan mengerat gigi terutama pada saat tidur malam, biasanya dilakukan tanpa disadari. Penderita kebanyakan adalah orang dewasa, namun gejala serupa dapat ditemui pula pada anak-anak.
Dalam jurnal disebutkan, prevalensi bruxism pada anak anak mencapai 7-15 persen, dan ternyata gejala tersebut sering terjadi pada anak perempuan.
Penyebab Bruxism Penyebab yang pasti dari kebiasaan mengerat gigi belum dapat ditentukan. Namun dari berbagai penelitian dan pendpat nara sumber, "bruxism" dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kesehatan tubuh, faktor lokal, sistemik, dan psikologis.
Faktor Lokal Penyebab Bruxism antara lain adalah posisi dan hubungan gigi rahang atas dan bawah yang tidak normal atau tidak rata (maloklusi). Bisa juga karena sakit yang dirasakan penderita di sekitar gigi atau wajah, sehingga mengerat gigi dilakukan secara tidak sadar sebagai upaya untuk mengurangi rasa sakit.
Ada juga penelitian yang mengaitkan "bruxism" dengan kelainan sendi rahang (temporomandibular dysfunction). Sementara faktor sistemik yang pernah dilaporkan sebagai penyebab bruxism pada anak adalah alergi dan defisiensi nutrisi.
Yang tak kalah penting untuk diperhatikan adalah faktor psikologis penyebab "bruxism", karena dari banyak jurnal penelitian ditemukan, bruxism erat hubungannya dengan anak yang hiperaktif atau agresif, atau pasien mengalami stress emosional dan kecemasan yang cukup berat.
Penanganan awal Bagaimana menangani Kebiasaan mengerat gigi? Perawatan yang akan diberikan sangat bergantung pada hasil temuan setelah pemeriksaan. Gigi yang bermasalah harus segera diperbaiki.
Bila ternyata setelah diperiksa didapati bahwa pasien anak memiliki kelainan sistemik, maka ia harus dirujuk ke dokter spesialis untuk rencana perawatan terbaik. Namun bila ternyata didapati bahwa pasien (dewasa maupun anak-anak) mengalami masalah psikologis, maka bantuan psikolog dibutuhkan untuk menuntaskan masalah tersebut hingga tidak menjadi masalah yang lebih berat di kemudian hari.
Pemeriksaan Komprehensif Karena banyaknya kemungkinan penyebab dari "bruxism", perawatan yang akan diberikan harus berdasarkan pemeriksaan yang lengkap, meliputi pemeriksaan gigi dan mulut (faktor lokal), dan kondisi sistemik pasien secara keseluruhan dengan turut mempertimbangkan kondisi psikologisnya.
Bila jaringan gigi yang terkikis cukup banyak, terkadang malah mengekspos jaringan pulpa yang dampaknya kurang lebih sama seperti seseorang sedang sakit gigi, dan permukaan kunyah gigi menjadi rata. Oleh karena itu segera kunjungi dokter gigi untuk mendapatkan pemeriksaan yang lengkap dan menyeluruh, dan mencegah kondisi yang lebih berat.
Ada cara lain dengan membuatkan alat semacam mouth guard, yakni alat pelindung mulut yang dipakai para atlet olah raga. Alat ini digunakan agar gigi atas dan bawah tidak saling beradu. Namun penggunaan mouth guard harus dengan supervisi dan kontrol yang ketat, untuk memastikan apakah alat tersebut bekerja secara efektif, dan bukan malah menimbulkan masalah baru. (Klikdokter.com/mla)