Lala Timothy: Mandiri Itu Tak Harus Buktikan Apapun

KapanLagi.com: Woman
KapanLagi.com: Woman
Lala Timothy: Mandiri Itu Tak Harus Buktikan Apapun
Sep 12th 2011, 07:06

Film Indonesia mulai membanggakan...

adalah beberapa film favorit saya. Saya beruntung bisa berkenalan dengan salah satu produser film favorit saya. Tak hanya sekedar kenal, saya sedikit bisa menimba ilmu dari perempuan cantik ini..

KapanLagi.com - Chatty Chant: Sheila Timothy

Chantal (Ch): Suka film sejak kapan?

Sheila Timothy (Lala): "Suka film sejak kecil, dari kecil sering diajak nonton di bioskop. Malah suka diajak nonton film perang karena dulu ayah saya suka sekali film perang."

Ch: Apa film favorit? Why?

Lala: "Wah, film favorit banyak sekali... tapi kalau harus pilih 1, so far: THE GODFATHER-A CLASSIC mafia film, Superb in scriptwriting, directing and acting."

Ch: Kenapa memilih menjadi produser dan bukan pemain film? Mbak Lala kan cantik :)

Lala: "Tidak semua orang bisa jadi pemain film, karena dibutuhkan talenta khusus, tidak mudah berakting depan kamera dan terlihat natural, dan tidak semua orang mempunyai 'star quality'. Saya tertarik untuk jadi produser karena sangat tertarik dengan proses dalam pembuatan film, saya menikmati sekali setiap tahapannya, sejak dari ide cerita sampai jadi film panjang, yang bisa dinikmati banyak orang. Dalam film making saya selalu amazed dengan interaksi crew dan cast, suatu teamwork yang utuh.

Mungkin juga karena terinspirasi dari ayah saya, seorang Producer Music di tahun 70an."

Ch: Apa tantangan terbesar menjadi produser?

Lala: Setiap tahap dalam proses film making, mempunyai tantangan yang besar untuk produser. Seorang produser bertanggung jawab penuh dalam suatu produksi film, jika ada kesalahan maka si produser yang harus menanggung. Dimulai dari keputusan untuk memberikan green light suatu ide cerita untuk difilmkan, sampai setiap detail dalam proses kreatif dan marketing strategy.

Terlebih lagi di Indonesia, seorang produser/PH harus bertanggung jawab dari hulu ke hilir, mulai dari produksi sampai dengan distribusi, termasuk marketing dan promosinya. Karena di Indonesia tidak ada distributor untuk film Indonesia, yang ada adalah exhibitor (bioskop-bioskop).

Tapi, tantangan terbesar sebagai seorang produser adalah tanggung jawab untuk mengembalikan modal para investor yang sudah mempercayakan uangnya di dalam suatu produksi film. Pasar film Indonesia masih sangat kecil, apalagi tahun ini jumlah penonton menurun drastis dibanding tahun-tahun lalu. Perlu usaha extra untuk merebut kembali kepercayaan penonton film terhadap film Indonesia."

Ch: Di film Pintu Terlarang ada billboard iklan yang menarik perhatian saya. Di billboard itu terlihat gambar seorang perempuan. Tulisannya simple: GET A JOB. Apa alasan menaruh billboard itu?

Lala: Ide kreatif dalam suatu film datang dari sutradara, dalam hal ini, billboard tsb adalah ide Joko Anwar. Namun saya sebagai produsernya, turut menyetujui setiap keputusan kreatifnya. Billboard tsb, persis sama dengan pesan yang dulu pernah disampaikan oleh kepala sekolah SMA Tarakanita I saya, Sr Franceline. Dulu beliau selalu berpesan kepada kami para siswi, SMA Tarakanita I, adalah sekolah khusus putri, bahwa kami harus punya keahlian, dan harus bisa bekerja dan berpenghasilan, mandiri secara financial. Walaupun sudah menjadi seorang istri. Karena dengan demikian kita bisa mendukung suami, dan seandainya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, kita bisa tetap menghidupi diri sendiri dan atau anak-anak kita."

Ch: Film adalah media yang sangat ideal untuk menyampaikan pesan. Apa pesan yang ingin disampaikan dari film Mbak Lala?

Lala: "Pesan dalam suatu film bisa disampaikan secara implisit ataupun eksplisit. Tergantung dari sang sutradara. Suatu film yang baik, menurut saya, harusnya bisa mengantarkan pesan positif tanpa harus mendikte. Pesan dalam film saya pasti selalu ada, tapi akan berbeda untuk setiap film yang akan saya produksi nantinya. Karena saya tetap berprinsip bahwa film adalah suatu bentuk entertainment. Film harus dapat dinikmati, dan bukan propaganda."

Ch: Perempuan dan laki-laki sejajar hak dan kewajibannya. Tapi kenyataan di Indonesia masih banyak perempuan dalam kondisi ekonomi mapan (apalagi ekonomi lemah) yang masih terinjak-injak haknya. Tertarik nggak untuk mengangkat isu ini ke film?

Lala: "Belum ya. :)"

ch: Dengan segala gonjang-ganjing perfilman Indonesia, mulai dari film-film horor yang menjual sex sebagai daya tarik, disuspend masuknya film Hollywood, sampai menbudpar yang jelas-jelas nggak jelas. Apa yang membuat mbak Lala mau terus membuat film bermutu?

Lala: Rasanya gak ada produser yang punya cita-cita buat film yang tidak bermutu :D

Film sudah jadi pilihan saya, kerja sesuai dengan passion pasti hasilnya akan berbeda, karena dikerjakan dengan hati dan segenap akal. Industri film Indonesia memiliki banyak potensi, talent kreatif kita banyak sekali. Tapi memang perlu diperjuangkan secara bersama-sama. Beberapa bulan lalu saya ikut seminar tentang industri film Asia, datang juga beberapa perwakilan studio besar dari Hollywood dan China. Menarik sekali mengetahui apa yang dilakukan negara-negara tetangga kita terhadap industri filmnya. Banyak yang bisa kita lakukan supaya industri film kita bisa maju seperti mereka. Tapi ya itu, harus diperjuangkan bersama-sama. Filmmaker terus berkarya sebaik-baiknya, penonton film juga memberikan dukungannya dengan mau menonton film Indonesia yang bagus di bioskop, dan tidak membeli DVD bajakannya (atau file sharing). Dan terus mengingatkan pemerintah untuk terus memperbaiki sistem, dan meyakinkan pemerintah bahwa industri film Indonesia juga bisa mendatangkan penghasilan dan keuntungan bagi negara."

Ch: Tell me about your next project..

Lala: "Sekarang ini kita sedang dalam tahap pre produksi MODUS ANOMALI, thriller action yang ditulis dan disutradarai oleh Joko Anwar. Project ini sudah memenangkan hadiah The Best Bucheon Award, di Korea Selatan bulan Juli lalu, mengalahkan 200an project dari seluruh dunia. Kami dapat hadiah berupa uang, dan juga beberapa tawaran untuk co-production dari PH asing. Namun kami memutuskan untuk memproduksi sendiri (maksudnya 100% investor lokal). Ada dua distributor besar yang sudah siap untuk mengambil film juga. Rencananya kita akan shoot bulan November ini. Siap tayang Maret 2012. Setelah itu kami akan lanjut dengan produksi berikut yaitu Impetigore (karya Joko Anwar juga).

Saya juga terlibat dalam FISFIC (Fantastic Indonesian Short Film Competition) bersama dengan Joko Anwar, Gareth Evans, The Mo Brothers, Ekky Imanjaya dan Rusly Sly Eddy. Suatu kompetisi yang mencari dan memberikan kesempatan kepada new filmmaker. Saat ini sudah ada 6 pemenang, yang sedang dalam tahap produksi. FISFiC 6 Vol.1 ini akan tayang di INAFFF November 2011 dan didistribusikan lewat home video, Jive Collection.

Ada lagi Project Hallo, project omnibus film pendek 7 sutradara Upi Avianto, Lasja Sutanto, Anto sinaga, Joko Anwar, Oddy Harahap, Ardy Octaviand, dan Dimas Djay. Omnibus ini adalah project indie, 7 cerita dengan benang merah relationship. 2 film sudah selesai diproduksi.

F Project, feature film tentang makanan sedang dalam proses penulisan, masuk draft ke 2. Penulis Leila S Chudori."

Ch: Perempuan mandiri untuk Mbak Lala itu yang seperti apa?

Lala: "Means you can manage without the help of another, but it doesn't mean that you have to or must prove it." (wo/bee)

Provided by:

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post