ibu dan anak (doc. Corbis)
VIVAnews - Pengalaman masa kecil akan memengaruhi kehidupan anak di masa dewasa. Pengaruh ini menyusup ke dalam banyak aspek kehidupan, termasuk dalam membangun hubungan dan kehidupan seksual.
Konsultan seksual dan pengarang laris di New York Times, Ian Kerner, mengatakan bahwa perilaku seksual yang terbentuk saat ini sangat terkait dengan sosialisasi seksual yang diterima saat kecil. Memahami ini penting untuk menciptakan dan mempertahankan hubungan intim yang sehat.
Dengan kata lain, Anda perlu belajar mengenai bagaimana Anda mengidentifikasi seks dan hubungan pada masa kanak-kanak dan remaja. Dan, bagaimana pengalaman itu memengaruhi cara berhubungan intim dan membangun jaringan di masa kini.
Dalam bukunya berjudul 'Sex Smart', Dr Aline Zoldbrod meneliti bagaimana masa kanak-kanak seseorang membentuk kehidupan seksualnya ketika dewasa. Ia membagi lingkungan keluarga menjadi tujuh tipe berdasarkan penanganan topik seksual. Berikut di antaranya:
1. Lingkungan ideal Di keluarga yang bahagia, rasa penasaran tentang hal seksual tertangani dengan baik. Pertanyaan mengenai seks dijawab sesuai dengan umur, di mana privasi dan kemandirian dihormati dan secara aktif diajarkan.
2. Lingkungan yang menghindar Dalam lingkungan ini, para orangtua menghindari perbicaraan mengenai seks dan menciptakan lingkungan di mana bertanya mengenai hal seksual adalah hal tabu. Hal ini sering terjadi pada keluarga di mana orangtua jarang mengungkapkan perasaan secara terbuka dengan anak mereka.
3. Lingkungan bebas Pada keluarga ini, hal seksual dibicarakan dengan blak-blakan dan terlalu terbuka oleh orangtua. Kecenderungannya memberikan informasi seksual teralu dini. Pada keluarga demikian, orangtua umumnya aktif mendorong anak mengalaminya pada usia muda agar dapat menghargai konsekuensinya secara emosi dan psikologis.
4. Lingkungan negatif Keluarga jenis ini mengharamkan seks sebelum nikah. Hal ini memicu tumbuhnya benih homoseksual, kebencian terhadap wanita dan masalah seksual lainnya di kemudian hari, termasuk takut bermasturbasi, ketidakmampuan mencapai orgasme pada wanita dan ejakulasi dini pada pria.
5. Lingkungan yang kasar (secara seksual) Keluarga ini dicirikan dengan kontak seksual yang tidak seharusnya antara orangtua dengan anak. Hal ini temasuk salah satu bentuk kekerasan seksual. Ini bisa memicu trauma, termasuk takut berhubungan intim. Mengatasi masalah keluarga yang melakukan kekerasan seksual membutuhkan waktu, tenaga dan konseling dari profesional. (Rudi Bun) (eh)
• VIVAnews
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.
' ); $.ajax({ type: "POST", url: "/comment/load/", data: "valIndex=" + a + "&articleId=" + b + "&defaultValue=" + c, success: function(msg){ $("#loadkomen").html(msg); //$(".balasan").hide(); } }) }