KOMPAS.com - Seringkali kita merasa jenuh bila terpaksa menonton film dokumenter dengan tema yang tidak Anda sukai, mendengar orang yang gemar sekali menceritakan hewan peliharaannya, atau kelucuan anak-anaknya (karena Anda tidak suka anak-anak). Tanpa kita sadari, kita sendiri dapat membuat orang menjadi bosan saat berbincang dengan kita. Jarang sekali orang dapat menyembunyikan perasaan bosan ketika sedang berbincang dengan lawan bicara. Oleh karena itu, ketahui kapan lawan bicara mulai jenuh dengan yang kita bicarakan. Setelah itu, segera ganti topik Anda dengan hal lain yang lebih menarik.
1. Memberikan respons yang sama berulang-ulang. Ketika mendengarkan Anda berbicara, mereka hanya mengatakan, "O ya? Yang benar?" Atau, "Ih, lucu ya?" Kemungkinan besar, mereka tidak menyimak betul perkataan Anda, dan hanya merespons ala kadarnya.
2. Melontarkan pertanyaan basa-basi. Misalnya, "Mau kemana?" atau "Darimana?" Orang yang memang berminat mengetahui penjelasan dari Anda, biasanya akan melontarkan pertanyaan yang lebih rinci. Jawaban yang detail dari Anda juga akan membuat mereka antusias untuk bertanya lebih lanjut.
3. Sering menginterupsi pembicaraan. Berbeda antara menginterupsi untuk mendapatkan jawaban yang lebih detail, atau menginterupsi untuk melontarkan topik lain yang tak ada kaitannya dengan celotehan Anda. Walaupun terdengar kurang sopan, namun interupsi yang sewajarnya (untuk menanggapi pembicaraan Anda) dapat menunjukkan bahwa lawan bicara tertarik dengan apa yang Anda katakan.
4. Meminta klarifikasi. Orang yang tertarik dengan topik yang Anda bicarakan mungkin akan melontarkan pertanyaan seperti, "Itu maksudnya apa?", "Kapan tepatnya peristiwa itu terjadi?", atau, "Sebentar, coba kamu ceritakan bagaimana awalnya". Pertanyaan semacam itu menandakan bahwa mereka ingin lebih mengetahui lebih jauh apa yang Anda ceritakan.
5. Mendominasi pembicaraan. Ada dua kemungkinan yang terjadi ketika lawan bicara membiarkan Anda mendominasi pembicaraan. Pertama, kisah Anda begitu memukau sehingga ia menjadi terhanyut dalam kisah tersebut dan membiarkan hingga Anda selesai menceritakannya. Kemungkinan kedua, ia membiarkan Anda terus berbicara karena tak bergairah untuk menanggapinya. Seringkali kita bahkan tidak sadar kapan kita harus memberikan kesempatan bagi lawan bicara untuk turut mengungkapkan hal penting yang ingin disampaikan. Dominasi dalam pembicaraan ini seringkali membuat lawan bicara jenuh karena dia merasa diposisikan hanya sebagai pendengar. Kalau topik Anda menarik, tentu lawan bicara juga ingin berkomentar, berpendapat, atau menyampaikan hal-hal yang diketahuinya tentang topik tersebut.
6. Posisi tubuhnya tidak fokus menghadap Anda. Koneksi yang telah terjalin baik biasanya terlihat dari lawan bicara yang posisi tubuhnya fokus menghadap ke arah Anda. Ketika duduk, ia akan mencondongkan tubuhnya ke arah Anda, dan bukannya menyandarkan tubuh ke belakang sambil menguap berulang kali. Ketika ia tidak tertarik atau tidak menyimak pembicaraan Anda, ia juga cenderung akan menunduk, asyik mengecek ponsel, atau malah mengamati orang yang lalu-lalang di sekitar Anda.
Sumber: Psychology Today