KOMPAS.com - Yayasan Puteri Indonesia (PPI) segera memilih perempuan muda untuk mendapatkan gelar Puteri Indonesia ke-16. Sebanyak 38 perempuan muda dari 33 provinsi memerebutkan gelar ini. Finalnya, Jumat (7/10/2011) nanti, Puteri Indonesia 2010 Nadine Alexandra Dewi Ames akan menyerahkan mahkotanya.
"Sudah waktunya perempuan muda lain yang memakai mahkota," kata Nadine, di sela karantina PPI 2011, di Hotel Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Senin (3/10/2011).
Menurut Nadine, finalis PPI 2011 memiliki rasa ingin tahu tinggi. "Mereka ambisius, dalam arti positif tentunya," kata Nadine, menambahkan ambisi perlu dikejar secara realistis. Jika berambisi mengikuti Miss Universe, maka fokus untuk memenangkan Puteri Indonesia. Lakukan semuanya bertahap, lanjutnya.
Untuk memenangkan gelar Puteri Indonesia, Nadine berbagi pengalaman. "Menjadi puteri tak harus kaku, dan harus lebih bersahabat, menjadi diri sendiri," katanya.
Tak hanya Nadine yang bersemangat berbagi pengalaman menjadi puteri. Puteri Indonesia 2008 Zivanna Letisha Siregar dan Puteri Indonesia Lingkungan 2009 Zukhriatul Hafizah juga punya cerita sendiri.
Zivanna yang akrab disapa Zizi mengatakan, perlu orang-orang dengan kepribadian yang memesona untuk merepresentasikan negara (dengan menyandang gelar Puteri Indonesia).
"Percaya diri, banggalah pada diri sendiri. Setiap perempuan harus mengenal dirinya, dan memahami karakter dirinya," jelas Zizi saat jumpa pers beberapa waktu lalu di Jakarta.
Pada kesempatan yang sama, Hafizah (disapa Fiza), memberikan motivasi. Kemenangan ada di dalam diri sendiri, katanya. Semua perempuan yang mengikuti PPI, cantik. Namun setiap orang punya keunikan yang bisa digali, dan menjadi kelebihan diri.
"Jangan pernah merasa kalah di awal, apalagi karena merasa yang lain lebih cantik. Bersainglah dengan cerdas tapi tidak keras," kata perempuan yang kini memilih profesi sebagai jurnalis di Kompas TV.
Menjadi diri sendiri adalah pesan utama yang ditanamkan tiga puteri ini kepada penerusnya. Nadine, berulang kali mengatakannya. "Harus menjadi diri sendiri, kalau perlu tulis catatan, pajang di mana saja kata-kata ini. Semuanya cerdas dan cantik, namun yang penting jangan pernah kehilangan semangat," katanya. Bergaul Dengan menjadi diri sendiri, setiap perempuan muda punya kesempatan untuk maju. Karena hanya dengan jujur menjadi dirinya, setiap orang bisa diterima dalam pergaulan.
Fiza membuktikannya. Ketulusan dan kepercayaan dirinya bergaul dan membaur di kontes kecantikan Miss International, menghadiahkannya prestasi. Fiza terpilih sebagai Miss Friendship di ajang Miss International 2010.
Zizi pun sepakat dengan Fiza. "Banyak-banyak bergaul, mengenal satu sama lain, namun bukan hanya finalis. Berkenalan dengan media, para puteri sebelumnya, dan semua orang yang dijumpai saat mengikuti karantina. Jangan pernah malu bertanya dan bersuara," sarannya. Keberuntungan Jika semua saran tadi sudah dijalankan, untuk memenangkan kontes kecantikan juga memerlukan keberuntungan. Nadine bisa menjadi contoh, bagaimana sosok puteri perlu menyiapkan diri untuk menerima berbagai hal.
"Saya merasa kecewa tidak bisa masuk 16 besar. Saya merasa mengecewakan Mustika Ratu, dan semua orang. Saya minta maaf karena tidak menang. Saya sudah melakukan yang terbaik. Hari itu bukan hari keberuntungan saya di ajang Miss Universe. Untuk menang juga butuh keberuntungan," katanya dengan tenang.
Meski butuh keberuntungan untuk menang, persiapan matang jangan diabaikan. Nadine, punya mimpi selepas menyerahkan mahkota puteri.
"Saya ingin sekali terlibat dalam persiapan Puteri Indonesia ke ajang Miss Universe. Harusnya Puteri Indonesia punya satu tahun untuk menyiapkan diri. Supaya merasa siap, semuanya harus dimulai dari awal. Seperti latihan gym, public speaking, lebih awal," tuturnya.
Bukan mustahil jika Indonesia bisa berprestasi di ajang Miss Universe atau kontes dunia lainnya, dengan persiapan lebih matang, ditambah keberuntungan.
Sent from Indosat BlackBerry powered by