KOMPAS.com - Sebuah studi terbaru menemukan bahwa kurang tidur bisa menyebabkan perempuan menjadi pemarah. Pasangan pun menjadi korbannya. Hal ini sering dialami oleh para perempuan yang baru saja melahirkan. Apalagi, sebagai ibu baru banyak peran baru yang membuat Anda mudah uring-uringan.
Studi yang dilakukan oleh American Academy of Sleep Medicine menemukan bahwa perempuan yang mengalami kesulitan tidur di malam hari menyebabkan interaksi dengan pasangan yang lebih sedikit dan lebih negatif. Hal ini disebabkan karena rasa lelah dan yang Anda rasakan karena kurang tidur.
Penelitian ini dilakukan selama 10 hari terhadap pasangan suami istri dengan menggunakan buku harian elektronik. Buku elektronik ini digunakan untuk mengevaluasi interaksi positif (perasaan didukung dan dihargai), atau interaksi negatif (perasaan diabaikan, dan dikritik).
Hasilnya, para pria cenderung merasakan peningkatan interaksi negatif yang terjadi karena pasangannya kurang tidur atau insomnia. Hal ini menyimpulkan bahwa sebenarnya kurang tidur ataupun insomnia bisa memiliki dampak yang buruk pada pernikahan.
Rasa kelelahan akibat kurang tidur bisa menyebabkan perempuan menjadi lebih cepat marah dan bahkan enggan berhubungan seks dengan pasangannya.
Namun, ada berbagai cara yang bisa digunakan untuk mengatasi insomnia dan mendapatkan waktu tidur yang berkualitas. The National Sleep Foundation menyarakan untuk melakukan kebiasaan 'tidur yang bersih'.
Caranya, bangunlah setiap hari pada jam yang sama, dan kalahkan godaan untuk tidur di siang hari. Hindari berbagai minuman stimulan seperti kopi, teh dan praktek rutinitas tidur terlalu lama. Terakhir, ciptakan lingkungan tidur yang aman dan nyaman bagi Anda. Dengan demikian, Anda tidak akan mengalami kurang tidur ataupun insomnia lagi di malam hari.
Sumber: GalTime.com