Liputan6.com, Bangkalan: Minimnya pengetahuan mengenai penyakit difteri membuat Sofia asal Tanah Merah, Bangkalan, Madura, Jawa Timur, menolak dirawat di rumah sakit. Alasannya, gadis 15 tahun ini takut dirawat di ruang isolasi. "Tidak berani," kata Asmat, ayah Sofia, Kamis (13/10).
Padahal, dengan tinggal di rumah, Sofia berpotensi menularkan penyakit ke anggota keluarga lainnya dan lingkungan sekitar. Petugas kesehatan pun akhirnya menyerah dan mendatangi rumah keluarga ini setiap hari untuk memberikan obat bagi Sofia dan memvaksinasi seluruh anggota keluarga agar tak tertular.
Penyakit difteri sebenarnya termasuk penyakit mematikan. Penyakit ini disebabkan bakteri corynebacterium diptheriae yang menyebar melalui udara. Bakteri akan menyerang tenggorokan. Dalam waktu satu sampai dua hari, gejala awalnya berupa demam dan radang tenggorokan.
Waktu inkubasi yang hanya empat hingga lima hari membuat kasus kematian akibat penyakit ini tinggi. Meski berbahaya. difteri sebenarnya dapat dicegah dengan melengkapi rangkaian vaksinasi yang dimulai sejak anak lahir hingga berumur lima atau enam tahun.
Di Indonesia, kasus difteri tak pernah ditemui sejak 20 tahun lalu. Dalam satu bulan terakhir saja, wabah di Provinsi Jawa Timur menjangkiti paling tidak hampir 400 orang dan menewaskan 11 orang penderitanya [baca: Jumlah Pasien Difteri di Jawa Timur Meningkat].(BOG)