TEMPO Interaktif, Chicago - Semakin Anda menyukai makanan dan minuman manis, kemungkinan semakin "manis" pula perilaku Anda. Setidaknya demikianlah hasil temuan penelitian terbaru seperti dikutip huffingtonpost, Senin, 24 Oktober 2011.
Para peneliti dari Gettysburg College, St. Xavier University, di Chicago dan North Dakota State University menemukan bahwa mereka yang suka makanan manis cenderung menjadi relawan, membantu orang lain yang membutuhkan, dan lebih ramah ketimbang mereka yang menghindari makanan manis.
Penelitian yang melibatkan 500 orang ini mengetes tingkat keramahan dan kebaikan mereka. Para peneliti menemukan bahwa mereka yang mengunyah sepotong cokelat lebih ramah dan secara umum lebih bersahabat ketimbang mereka yang mengkonsumsi makanan yang tidak manis.
Selain itu, para ilmuwan itu juga mendapatkan hubungan antara kata "manis" (sweet) yang digunakan untuk menjelaskan kepribadian seseorang dan kecenderungan seseorang untuk mengkonsumsi makanan yang berasa manis.
"Ini mengejutkan karena orang yang suka membantu dan ramah dianggap 'manis' karena selera tampaknya mempunyai hubungan dengan kepribadian atau perilaku secara umum," ujar Brian Meiers, seorang profesor psikologi di Gettysburg College di Pennsylvania.
"Penelitian kami tentang cita rasa dimaksudkan untuk melihat mood positif, sehingga efek yang kami temukan bukanlah perasaan bahagia atau perasaan menyenangkan dari seseorang setelah ia makan makanan yang manis."
Riset lain yang dilakukan oleh tim peneliti yang sama menunjukkan hasil senada. Para partisipan dalam riset itu diberi gambar wajah netral dari orang-orang. Pada sebagian gambar itu di bawahnya ada tulisan bahwa orang tersebut menyukai cokelat. "Rata-rata orang yang diasosiasikan dengan makanan manis dinilai lebih ramah," ujar Profesor Meiers.
Hasil studi yang dipublikasikan di Journal of Personality Social Psychology ini tidak meneliti cita rasa lain, seperti rasa pahit atau rasa pedas.
HUFFINGTON POST I ARBA'IYAH SATRIANI
.png)
