KOMPAS.com - Heran, kenapa teman Anda bisa menurunkan berat badan secara drastis hanya dengan menghindari nasi? Sementara Anda sudah menghindari makan malam dan berolahraga, tetapi tubuh Anda tidak juga langsing?
Menurut sebuah penelitian, ternyata tidak semua model diet cocok untuk semua orang. Bisa saja diet yang Anda terapkan tidak sesuai dengan cara otak Anda bekerja. Dr Daniel Amen, neuro-scientist Amerika, meyakini bahwa tipe otak bisa menjelaskan mengapa diet tinggi protein (seperti Atkins Diet) sangat sukses untuk tipe kepribadian tertentu, sedangkan untuk yang lain malah jadi bencana.
Bertentangan dengan keyakinan banyak orang, menurutnya metabolisme tak ada kaitannya dengan obesitas. "Otak lah yang mendorong Anda agar menjauh dari meja makan, memberitahu bahwa Anda sudah kenyang, dan otak lah yang mengizinkan Anda menikmati semangkuk es krim yang kedua," katanya.
Untuk Anda yang tergolong workaholic, entah karena memang gemar bekerja keras, atau karena tuntutan, ada pola diet tertentu yang bisa Anda terapkan. Namun sebelumnya, kenali dulu tipe otak dari seorang workaholic. Jika Anda menjawab "sering" pada sedikitnya tiga pertanyaan saja, maka Anda bisa menjalankan pola diet yang akan dijelaskan di bawah.
* Apakah Anda sering merasa tegang dan cemas? * Anda cenderung panik? * Sering mengalami sakit kepala karena tegang, atau otot-otot yang kaku? * Mempunyai kecenderungan memikirkan hal terburuk yang akan terjadi? * Menghindari konflik? * Takut bila diperhatikan secara cermat oleh orang lain? * Merasa diri Anda workaholic? * Kurang percaya dengan kemampuan Anda sendiri? * Selalu mengharapkan sesuatu yang buruk akan terjadi? * Mudah terkejut?
Dr Amen mengkategorikan workaholic sebagai "pemakan yang cemas". Anda cenderung mengobati perasaan cemas dan ketakutan Anda dengan makanan. Anda merasa tidak nyaman dengan diri Anda, dan terganggu dengan rasa panik, takut, dan keraguan diri. Anda tipe gelas yang "separuh kosong" dengan kecenderungan untuk memprediksi hal yang terburuk.
Tingkat kecemasan yang tinggi bisa menyebabkan Anda makan berlebihan, khususnya makanan berkarbohidrat tinggi dan manis-manis, yang mempunyai efek menenangkan. Makanan berkarbohidrat olahan yang tinggi, seperti soda dan cake, mengaktifkan area ganglia dasar (basal ganglia, area pada otak yang menjalankan fungsi-fungsi yang berkaitan dengan pengaturan semua aktivitas tubuh) dengan cara seperti yang dilakukan kokain, sehingga memicu pelepasan dopamin.
Hindari: Diet rendah kalori, karena rasa lapar akan meningkatkan kadar kortisol (hormon stres). Lakukan: The Zone Diet, atau Macrobiotic Diet.
The Zone Diet, yang dipopulerkan oleh ahli biokimia Barry Sears, menganjurkan Anda untuk mengonsumsi kalori dari karbohidrat, protein, dan lemak, secara seimbang. Beberapa selebriti yang menerapkan diet ini adalah Madonna, Demi Moore, dan Jennifer Aniston. Sedangkan diet makrobiotik adalah diet alami yang menyarankan Anda untuk mengonsumsi makanan rendah lemak, dan mengutamakan konsumsi padi-padian dan sayuran. Gwyneth Paltrow, Scarlett Johansson, dan Kim Kardashian, adalah beberapa penganutnya.
Selain menerapkan dua pola diet ini, Anda juga bisa mencoba langkah-langkah kecil berikut: * Makanan yang bermanfaat untuk otak, seperti pisang, brokoli, nasi merah, buah-buahan sitrus, dan kacang-kacangan. * Kurangi kafein dan alkohol, karena dapat memperburuk kondisi stres. * Rileksasi dan meditasi bisa dicoba, dengan cara berlatih yoga, tai chi, serta latihan pernafasan yang dalam. * Konsumsi suplemen vitamin B6 dan magnesium untuk mengurangi kadar kecemasan Anda.
Ingin mengetahui problema ibu bekerja, tips gaya dan menjaga kebugaran, baca Lipsus Working Mom.
Sumber: The Daily Mail