Itulah kalimat yang diucapkan Ayu Dewi saat diwawancara eksklusif oleh Cosmo.
KapanLagi.com - Kali ini, saatnya Anda mendengar langsung apa yang terjadi sebenarnya dari mulutnya sendiri.
Q: Semua orang membicarakan kisah cinta Anda. Apa yang sebenarnya terjadi?
AD: Membahas ini memang seperti membuka luka lama. Well, as other people know, saya pernah berencana menikah dengan mantan kekasih saya (Zumi Zola), tapi belum bisa terjadi. Hopefully, akan terjadi dengan pasangan yang lain, dan lebih baik.
Q: Dari semua rumor yang beredar, termasuk kabar kalau Anda putus via SMS, mana yang benar dan mana yang tidak?
AD: Putusnya bagaimana... Rasanya tak layak untuk jadi konsumsi publik. Yang jelas it was a very, very bad ending. Menurut saya, karena ini benar-benar buruk, yang perlu tahu hanya saya dan sahabat saya. Tapi memang bisa dibilang kalau itu sebagai suatu pembelajaran bagi kita semua. Terutama buat saya dan keluarga. Yang penting sekarang saya bia survive dan jauh lebih bersyukur ketimbang berlama-lama larut dalam kesedihan.
Q: Saat ia tiba-tiba membatalkan pernikahan, kata-kata apa yang pertama kali muncul di benak?
AD: Awalnya tak bisa bicara apa-apa karena ini seperti petir di siang bolong. Walaupun tidak ada yang pernah tahu bagaimana perasaan saya pada saat itu. I don't cry, though my heart bleeds. Untungnya saat itu memang berniat untuk pergi umroh, jadi saya memiliki kesempatan berdekatan dengan Sang Pencipta ini membuat saya semakin kuat menghadapi cobaan, ya memang kekuatan itu datangnya dari Allah SWT.
Q: Apakah Anda benar-benar terkejut dengan sikapnya ini, atau sebenarnya sudah ada 'tanda-tanda' ia akan melakukannya?
AD: Sebenarnya pernah ada. Ada pertanyaan-pertanyaan yang kerap terlintas di benak saya. But the minute I have that thought, I killed it. Mungkin karena saya memang tipe orang yang memegang komitmen dan tanggung jawab, jadi saya tetap menjalani dengan resiko. Ya, mungkin juga karena sedang kasmaran. Omongan orang lain saja tidak pernah saya dengarkan, apalagi kata hati saya sendiri.
Q: Apakah trauma dalam diri Anda atas kegagalan hubungan kemarin?
AD: Saya tak pernah merasa trauma, malah saya buat ini sebagai pelajaran. Lebih banyak belajar kalau mau menikah harus punya hubungan dan pondasi yang kuat. Saya sendiri sedang belajar mempunyai hubungan yang sehat dan lebih selektif memiliki pasangan.
Q: Kira-kira masih ada unfinished business mengenai rencana pernikahan?
AD: Hmmm, saya tidak bisa membuka ini pada publik. Karena permasalahannya masih banyak yang belum selesai, dan seharusnya diselesaikan oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab. Ya, balik lagi. Memang kita harus mempelajari karakter seseorang dari awal.
Q: Anda sudah pernah bertemu dengannya lagi?
AD: Kami kan sudah punya jalan masing-masing, and I think let's stick with it.
Q: Setiap relationship pasti punya moral lesson. Apa moral lesson Anda?
AD: Be real. Itu yang paling penting. Kalau berhubungan dengan seseorang harus benar-benar jelas, komunikasi harus lancar, karena ini kunci dari segalanya. Sebenarnya semua masalah ini justru membuat saya semakin baik ke depannya. So I'm grateful for what happened.
Q: Apakah Anda sudah memaafkan dia dan bisa melupakannya?
AD: I wish I could hate. Tapi saya tidak bisa. Saya tidak punya rasa dendam, marah atau benci. Kalau tentang memaafkan, saya kurang paham juga. Yang jelas sekarang i feel relieved, lega, dan ini adalah keputusan yang terbaik.
Q: Sepulang umroh, apalagi yang Anda lakukan untuk move on?
AD: Pada dasarnya tidak perlu semua orang tahu kalau saya sedang bersedih. Saya bahkan tak pernah menunjukkan kesedihan di depan orang tua, karena saya tidak mau mereka ikut sedih atas kejadian yang saya alami. Dan alhamdulillah masih banyak orang-orang baik di sekitar saya yang mau mengajak saya bekerja lagi. Jadi saya mulai berusaha keluar dari comfort zone dengan mengambil semua pekerjaan. Ya, akhirnya semua waktu saya habiskan untuk bekerja. Dan saya juga berdoa, setiap hari.
Q: Ada saran untuk wanita di luar sana yang mengalami masalah sama dengan Anda?
AD: Jatuh cinta itu memang indah sekali. Tapi saat Anda berada di awang-awang coba ambil satu atau dua menit untuk menginjakkan kaki ke tanah. Tanyakan pada diri Anda sendiri: apakah ini nyata? Apakah pria ini baik untuk saya dan masa depan saya?
Q: Uhm, mungkin terlalu cepat untuk menanyakan ini, tapi apakah sudah ada seseorang baru?
AD: Hahaha, Well, my ex is getting married in July, so, I guess there is no such thing as too fast. Kami berdua sudah sama-sama move on dan semuanya sudah move forward. Jadi bukan karena mantan saya sudah punya seseorang spesial, maka saya jadi ikut terburu-buru juga. Hmm, ada sih yang pendekatan, tapi doakan saja lah.
Q: Pasti para fun fearless female di luar sana ingin mendengar satu tip relationship dari seorang Ayu Dewi...
AD: Dalam mencari pasangan, Anda harus memastikan kalau ia punya rasa tanggung jawab, komitmen dan understanding. Setelah itu baru Anda melihat karakternya dengan mata terbuka. Let's not fall in love, but let's be in love. Karena kalau Anda sedang jatuh cinta terkadang Anda lupa dan tidak bisa membuka mata batin Anda sendiri. Jadi, put some logic, step back, dan coba lihat kembali siapa sosok pasangan Anda sebenarnya.
Q: Pertanyaan terakhir. Kalau seandainya di sebuah acara, Anda tak sengaja bertemu dengan sang mantan... Apa yang akan Anda katakan?
AD: I think, a smile would be enough. (Cosmo/miw)
Source: Cosmopolitan Edisi Oktober 2011, Halaman 290
Provided by: