Tahukah Anda? 1 dari 3 wanita Indonesia terkena osteoporosis. Sementara, hanya 1 dari 5 pria yang mengalami kasus tulang keropos. Padahal, kondisi ini bisa dicegah sejak dini dengan 'menabung' kalsium. Apa itu?
KapanLagi.com - Tulang berguna untuk melindungi organ dalam tubuh dan menyokong tubuh. Jika diibaratkan, tulang itu seperti rangka dalam sebuah bangunan agar bisa berdiri. Bayangkan jika Anda tak memiliki tulang belulang. Tubuh pasti terkulai lemah dan tak bisa jalan! Sayang, si penyokong ini, sering diabaikan. Tak heran, kasus-kasus pengeroposan tulang atau osteoporosis pun sering terjadi. Tulang yang berpotensi terkena osteoporosis adalah tulang punggung hingga tulang ekor, tulang paha, tulang lengan, tulang pergelangan tangan, sampai tulang rahang.
Tulang sendiri terdiri dari zat keras seperti batu, yaitu kalsium, dan bersifat hidup , lentur dan tumbuh. Bagian luar tulang disebut kortex dan berbentuk seperti pipa. Kortex memiliki 80% berat massa tulang. Di bagian dalamnya, terdapat jaringan halus seperti spons yang disebut trabekular dan mengandung 20% berat massa tulang. Karena tulang bersifat jaringan hidup yang aktif, maka ada proses pembentukan tulang pada saat tulang mengalami penghancuran.
Faktanya, wanita lebih rentan terkena osteoporosis ketimbang pria. Di usia menopause, wanita kehilangan 1-2% zat tulang per tahun, terutama pada tulang trabekular. Menurut data yang dikeluarkan oleh Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia (PERWATUSI), 1 dari 3 wanita yang mengalaminya. Sementara hanya 1 dari 5 pria yang mengalami kasus osteoporosis. Meski kasus ini banyak ditemui pada usia lanjut, namun osteoporosis bisa dicegah sejak dini. Maka, pengetahuan tentang tulang perlu Anda ketahui, agar kesehatannya bisa dijaga dengan baik dan benar.
Osteoporosis Bukan Penyakit
Kalau Anda selama ini menganggap osteoporosis adalah penyakit yang tak bisa diobati, maka anggapan ini salah. Menurut DR.H. Brilliantono M. Soenarwo, Sp.OT, FICS, MD, PhD, MBA., spesialis ortodonti dan trauma tulang dari Halimun Medical Centre, osteoporisis bukanlah penyakit, melainkan sebuah kondisi atau sindrom penurunan kadar mineral, khususnya kalsium, dalam tulang, sehingga tulang mengalami pengeroposan. Pertumbuhan tulang sendiri terjadi sejak bayi berada dalam rahim, dan dipengaruhi oleh hormon di placenta dan kalsium. Setelah lahir, proses pertumbuhan tulang dipengaruhi hormon pertumbuhan (human growth hormone/HGH) dan kalsium.
"Kita melakukan penyimpanan kalsium dari lahir hingga usia 35 tahun. Tulang menjadi semacam 'bank' untuk penyimpanan kalsium. Setelah usia 35 tahun, kebutuhan kalsium akan berkurang dan tulang tak lagi menyimpan kalsium. Semakin usia bertambah, tubuh akan mengambil cadangan kalsium pada tulang sedikit demi sedikit. Maka, pada saat menopause, tabungan kalsium dalam tulang akan langsung drop," jelas DR. Brilliantono.
Untuk mengetahui seseorang terkena osteoporosis atau tidak, perlu pengukuran kepadatan tulang dengan alat bernama bone densitometry. "Seseorang dinyatakan osteoporosis jika kepadatan tulang menurun hingga di bawah 2,5% standar deviasi.
Karena bila nilainya berada di bawah antara 1%-2,5%, maka Anda sudah mengalami osteopeni yaitu kondisi zat tulang yang berkurang. Sebaiknya, tes densitometer dilakukan setelah berusia 45 tahun. Jika di bawah 45 tahun, lakukan sekali saja dan simpan sebagai data medis. Jika hasilnya baik, lakukan tes kembali setelah menopause. Pada masa setelah menopause, lakukan bone check 3 tahun sekali. Jika terbukti positif, lakukan 2 tahun sekali. (Fitness/wsw)
Artikel selanjutnya: Bone Check: Tulang Padat, Tulang Kuat II
Source: Fitness Magazine, Edisi Oktober 2011, Halaman 78