Jika Anda sungguh mencintai si dia, maka artikel yang berkaitan dengan kesehatan pria ini janganlah dilewatkan.
KapanLagi.com - Kepedulian Anda pada kesehatan si dia akan membuat percintaan berdua pun semakin indah. Apalagi bagi yang sudah menikah, hubungan suami istri pun jadi penambah bumbu kebahagiaan. Inilah beberapa cek medis yang bisa membantu si dia dalam menjaga kebugaran serta keperkasaannya.
Ketika sepasang kekasih akan menikah, mereka biasanya sibuk mengurus persiapan ritual dan pesta pernikahannya. Calon pengantin pun sibuk dengan segala persiapan menuju hari H. Sayangnya banyak pasangan yang hanya terfokus pada pelaksanaan hari pernikahan tanpa membahas tujuan setelah pernikahan. "Salah satu yang sering ditanyakan para calon pengantin adalah apakah kondisi mereka sehat?" demikian ujar Dr. Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH, MMB. Padahal kondisi kesehatan yang buruk akan menurunkan kualitas hidup seseorang sekaligus kehidupan rumah tangga kelak. Mulai sekarang rencanakan kesehatan Anda dan si dia dengan lebih baik, mengingat biaya kesehatan atau pengobatan makin lama terus bertambah mahal.
Sudah bukan rahasia lagi bila kaum pria paling sulit diajak memeriksakan kesehatan. Mereka cenderung menutupi atau mengabaikan tanda gangguan pada tubuh. Inilah tugas Anda sebagai perempuan untuk mengajak pasangan Anda memeriksakan kesehatannya agar kelak tidak menimbulkan sebuah masalah besar pada keluarga.
Pengantin Baru
Cek Darah.Sebelum mengikat janji sehidup semati, baiknya Anda dan si dia menjalani tes darah. Pemeriksaan darah perifer lengkap (DPL) meliputi pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit, pemeriksaan morfologi eritrosit, dan laju endap darah (LED). Data DPL penting untuk mengetahui kadar Hb yang bisa berisiko terkena suatu penyakit dan dapat diturunkan kepada anak. Selain itu, Hb rendah juga berdampak buruk bagi kesehatan ibu atau janin jika nanti terjadi kehamilan. Pemeriksaan janin juga diperlukan untuk melihat adanya gangguan pada ginjal. Pemeriksaan lainnya adalah adanya virus hepatitis B dan HIV agar dideteksi dari awal supaya tidak diturunkan pada anak.
Tahun Perak
Tes Kekokohan. Hubungan seksual menjadi suatu hal penting setelah Anda menjalani pernikahan. Perlu Anda ketahui bahwa tak sedikit pria yang mengalami disfungsi ereksi atau gangguan seksual. Survei yang dilakukan PT Pfizer Indonesia terhadap pasutri Indonesia menunjukkan bahwa kekerasan ereksi pria dapat dianggap sebagai indikator kesehatan dan kebahagiaan. Dan 80% wanita menyatakan kekerasan dan kemampuan pria dalam mempertahankan ereksi optimal (hmm, bukan ukuran atau panjang) adalah elemen penting dalam seks yang ideal. Selain itu pada kekerasan ereksi yang tidak optimal (Erection Hardness Score/EHS 1-3) dapat ditemukan gangguan kesehatan kardiovaskular atau penyakit kronis seperti diabetes,penyakit hati, obesitas, darah tinggi dan stroke. Bahkan pria dengan EHS rendah, tiga kali lebih sering mengalami gangguan kesehatan daripada mereka yang memiliki kekerasan ereksi optimal (EHS 4). "Tingkat kekerasan ereksi dapat dilihat dan dirasakan secara nyata. Diibaratkan EHS 4 kokoh dan keras seperti 'timun', sementara EHS 3 ke bawah lembek seperti 'sosis'. Jika ini terjadi bisa menjadi indikasi ada penyakit yang lebih besar lagi," ujar Dr. Heru H. Oentoeng, M Repro, SpAnd, pada acara Ideal Sex Survey 2011.
Secara medis tingkat kekerasan ereksi sering dilihat dari sel-sel pembuluh darah yang ada dalam penis yang terisi oleh darah, atau kerap diasosiasikan adanya masalah psikologis dan penurunan usia. Namun pemeriksaan melalui dokter harus dilakukan untuk mengetahui penyebab disfungsi ereksi.
Tugas Anda adalah mengajak sang suami untuk rajin berolahraga dan ikut serta dalam senam kegel. Karena menurut penelitian, cukup 15-30 menit olahraga secara teratur terbukti meningkatkan libido dan memperlancar aliran darah ke bagian genital. Bahkan senam kegel yang biasa dilakukan wanita juga memberi manfaat yang sama pada pria, yakni meningkatkan kekuatan area reproduksi. Mulai sekarang jadwalkan senam kegel bersama suami, ya!
Masa Senja
Pemeriksaan Colok Dubur. Tahukah Anda bahwa kanker prostat merupakan penyebab kematian ketiga pada pria? Kabar buruk lainnya, jumlah penderita kanker prostat pun terus bertambah dan hampir semua pria memiliki risiko menderita kanker prostat. Kabar baiknya adalah gangguan ini terjadi pada pria di atas 50 tahun. Sehingga, jika suami Anda menjalani gaya hidup sehat, dengan pola makan bergizi dan rutin olahraga maka dapat mengecilkan risiko terkena kanker prostat.
Seperti penyakit kanker lainnya, penyebab munculnya kanker prostat belum diketahui. Namun faktor keturunan atau genetik dapat menjadi pemicunya. "Selain genetik, faktor peningkatan kadar testoteron, diet tinggi lemak dan toksin juga bisa jadi pemicu," ujar prof. Dr. Rainy Umbas, Ph.D, Sp.U, Indonesian Society of Urologic Oncology (ISUO) pada edukasi Kenali dan Waspada Kanker Prostat bersama Sanofi. Lebih lanjut lagi diingatkan, jika riwayat keluarga suami Anda ada yang pernah terkena kanker prostat, maka sebaiknya di usia 40 tahun, si dia harus melakukan pengecekan. Sedangkan usia 50 adalah umur yang paling rawan bagi pria untuk menderita atau terserang kanker prostat.
Salah satu cara mencegah penyebaran kanker prostat adalah dengan melakukan screening atau deteksi dini di usia 40-50. pemeriksaan yang dimaksud adalah colok dubur. "Tes ini harus dilakukan untuk mengetahui kondisi prostat pada pria," ujar Prof. Rainy. Anda sebagai istri bisa menemani suami untuk menjalani tes ini agar dia lebih tenang dan tidak malu. Jika tes pada pria untuk mengetahui gangguan pada prostat. Pada wanita tes ini dapat melihat kondisi saluran cerna, mendeteksi adanya kanker usus atau konstipasi hingga beragam masalah pencernaan dapat diketahui lewat tes ini.
Gejala terkena kanker prostat:
1. Sering ingin buang air kecil, terutama pada malam hari.
2. Kesulitan untuk memulai buang air kecil atau menahan air seni.
3. Aliran air seni lemah atau terganggu.
4. Perasaan nyeri atau terbakar saat buang air kecil.
5. Adanya darah pada air seni.
6. Gangguan seksual lain, seperti sulit ereksi atau nyeri saat ejakulasi.
7. Sering nyeri atau kaku di punggung bawah, pinggul atau paha atas. (Fitness/miw)
Source: Fitness Magazine, Edisi Oktober 2011, Halaman 88
Provided by: